English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
STRIVE FOR SOLID FUTURES

Sunday, December 30, 2018

rogres Diskusi AS-China Topang Bursa Asia Jelang Tutup Tahun

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 6:01 PM No comments

KONTAK PERKASA FUTURESBursa saham Asia mampu bergerak lebih tinggi pada perdagangan pagi ini, Senin (31/12/2018), di tengah sepinya aktivitas perdagangan menjelang libur tutup tahun 2018.

Berdasarkan data Reuters, indeks MSCI Asia Pacific selain Jepang naik 0,2% pada awal perdagangan. Meski naik, indeks acuan di kawasan Asia Pasifik ini masih membukukan penurunan sekitar 16% sepanjang tahun berjalan.
Sementara itu, aktivitas perdagangan pada indeks Nikkei Jepang ditiadakan karena libur hari ini. Nikkei mengakhiri tahun 2018 dengan penurunan sekitar 12%.
Petunjuk progres mengenai perselisihan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS) memberi sedikit optimisme dalam apa yang telah menjadi tahun yang mengecewakan bagi pasar ekuitas di kawasan ini.
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan telah melakukan komunikasi yang sangat baik dengan Presiden China Xi Jinping pada hari Sabtu (29/12) untuk membahas perdagangan dan mengklaim adanya kemajuan besar antara kedua negara.
Di sisi lain, media pemerintah China cenderung lebih tertutup, dengan mengatakan bahwa Presiden Xi berharap tim negosiasi kedua negara bisa saling bertemu dan mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Indeks blue chip China, yang kehilangan seperempat dari nilainya, mencatatkan penurunan terburuk di Asia tahun ini. Hal yang sama kurang lebih juga dialami hampir di seluruh dunia, dimana sebagian besar indeks saham utama memerah.
Indeks S&P 500 AS membukukan penurunan hampir 10% untuk Desember, kinerja bulanan terburuknya sejak Februari 2009. Dengan demikian, indeks ini telah turun 15% untuk kuartal tersebut dan turun 7% untuk tahun ini.
“Hanya dengan melihat kondisi pasar dapat terlihat bahwa ekonomi global mengarah ke resesi,” kata Robert Michele, kepala investasi di J.P. Morgan Asset Management.
“Namun, meski sepakat ekonomi global dalam perlambatan pertumbuhan, kami tidak melihat resesi sedang mendekat, sebagian karena Federal Reserve AS dapat memberikan bantalan kebijakan,” tambahnya.
Beberapa komentar yang muncul dari The Fed menunjukkan bahwa bank sentral AS ini sedang mendekati akhir dari perjalanan untuk menormalkan kebijakan.
Pasar obligasi jelas berpikir bahwa The Fed akan mengakhiri siklus kenaikannya yang agresif. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun telah turun menjadi hanya 2,52% dari puncaknya di 2,977% pada November.
Penurunan tajam dalam imbal hasil telah melemahkan pergerakan dolar AS dalam beberapa pekan terakhir. Terhadap sejumlah mata uang, dolar AS berada di jalur untuk mengakhiri Desember dengan penurunan 0,9% meskipun secara keseluruhan masih membukukan kenaikan tahun ini.


Thursday, December 27, 2018

Rekor Baru dari Lantai Bursa, Momentum Ekspansi Anorganik

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 11:41 PM No comments
PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Berita terkait minat korporasi menawarkan saham serta ekspansi anorganik korporasi sepanjang 2018 menjadi sorotan media nasional, Jumat (28/12/2018).

Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional:

Rekor Baru dari Lantai Bursa. Minat korporasi untuk menawarkan sahamnya ke publik melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat. Hingga 26 Desember 2018, terdapat 57 emiten baru yang mencatatkan sahamnya di pasar modal. (Bisnis Indonesia)

Momentum Ekspansi Anorganik. Pada tahun ini, sejumlah emiten getol melakukan aksi korporasi. Ekspansi anorganik melalui aksi merger dan akuisisi (M&A) cukup mendominasi sepanjang tahun berjalan 2018. (Bisnis Indonesia)

Tahun Penuh Pencapaian. Tahun ini bisa dikatakan sebagai era penuh sejarah bagi pasar modal. Sejumlah pencapaian berhasil ditorehkan kendati dibayangi oleh sejumlah sentimen negatif dari ekonomi global. Bukan itu saja, sejumlah peristiwa penting terekam sepanjang tahun ini. (Bisnis Indonesia)           

2019, Jasa Marga Bidik Pinjaman Sindikasi Rp10 T. PT Jasa Marga Tbk. (JSMR) melalui anak usahanya mengincar pinjaman sindikasi dari lembaga keuangan sebesar Rp10 triliun pada 2019. (Investor Daily)

META Menggelar Proyek Jalan Tol. Setelah resmi di bawah kendali Grup Salim melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia, kini PT Nusantara Infrastructure Tbk. siap melanjutkan ekspansi bisnis jalan tol. (Kontan)

BACA JUGA : 

Harga Batu Bara Pulih, Minyak Bergejolak.


Wednesday, December 26, 2018

IHSG Berupaya Rebound Jelang Akhir Tahun

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 6:24 PM No comments

PT KONTAK PERKASA  -  Binaartha Sekuritas mengestimasi IHSG mampu rejound menuju level resisten dalam perdagangan hari ini, Kamis (27/12/2018).
Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan terlihat pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi penguatan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area resistance.
Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memilikirange pada 6.099,973 hingga 6.072,096.
Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.150,166 hingga 6.172,482.
Berdasarkan indikator, MACD telah menunjukkan pola dead cross di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI berada di area netral. 
Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut.
*BBTN, Daily (2540) (RoE: 12.52%; PER: 9.09x; EPS: 283.96; PBV: 1.14x; Beta: 1.92):* Terlihat pola bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada area 2530 - 2550, dengan target harga secara bertahap di level 2590, 2640 dan 2850. Support: 2530 & 2430.
*BSDE, Daily (1210) (RoE: 2.65%; PER: 29.32x; EPS: 41.61; PBV: 0.78x; Beta: 1.67):* Terlihat pola bullish hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada area level 1200 – 1220, dengan target harga secara bertahap di level 1290, 1330, 1360 dan 1510. Support: 1160 & 1110.
*DOID, Daily (525) (RoE: 17.78%; PER: 8.61x; EPS: 60.96; PBV: 1.52x; Beta: 2.58):* Terlihat pola bullish pin bar candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada level 500 – 530, dengan target harga secara bertahap di level 550 dan 560. Support: 500 & 480.
*JSMR, Daily (4280) (RoE: 12.24%; PER: 13.20x; EPS: 323.52; PBV: 1.61x; Beta: 1.19):* Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah dari bollinger dan terlihat pola bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 4250 – 4290, dengan target harga secara bertahap di level 4350, 4500, 4850 dan 5200. Support: 4230 & 4150.
*HMSP, Daily (3870) (RoE: 38.19%; PER: 34.93x; EPS: 111.09; PBV: 13.34x; Beta: 0.86):* Terlihat pola bearish doji star candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan pada pergerakan harga saham. “Sell on strength” pada area level 3880 – 3900, dengan target harga secara bertahap di level 3850 dan 3800. Resistance: 3940.
*UNVR, Daily (45525) (RoE: 100.23%; PER: 31.70x; EPS: 1456.75; PBV: 31.90x; Beta: 0.50):* Terlihat pola tweezer top candle yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan pada pergerakan harga saham. “Sell on Strength” pada area level 45600 – 46600, dengan target harga di level 44600. Resistance: 46600 & 47200.


PT KONTAK PERKASA 

Tuesday, December 25, 2018

Harga Emas Comex Fluktuatif di Awal Dagang

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 6:09 PM No comments

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga emas Comex  bergerak flultuatif pada perdagangan hari ini, Rabu (26/12/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex kontrak Desember 2018 dibuka dengan kenaikan  0,30% atau 1,70 poin di level US$1.273,50 per troy ounce.

Harga emas comex berbalik merah pada pukul 07.11 WIB dimana emas comex naik 0,10% atau 1,30 poin ke level US$1.270,50 per troy ounce.

Sepanjang pagi ini, harga emas bergerak pada kisaran US$1.1269,80-US$1.274,90 per troy ounce.

Adapun pada perdagangan Jum'at (21/12/2018) harga emas Comex kontrak Desember berakhir hijau  1,09% atau 13,70 poin ke level US$1.271,80 per troy ounce.

Bagaimana pergerakan emas selanjutnya? Ikuti lajunya secara live di Bisnis.com:

Pergerakan harga emas Comex kontrak Februari 2019 naik 2,10 poin atau 0,17% ke level US$1.273,90 per troy ounce, saat indeks dolar AS naik 0,013 poin atau 0,01% ke level 96,594 pada perdagangan pagi ini, Rabu (26/12/2018).


Thursday, December 20, 2018

Efek Prospek Suku Bunga Fed Kian Menjalar, Wall Street Tambah Lesu

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 6:26 PM No comments

PT KONTAK PERKASA FUTURES -  Bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) terus melemah pada perdagangan Kamis (20/12/2018), sehari setelah Federal Reserve mengindikasikan berlanjutnya penaikan suku bunga pada tahun depan terlepas dari tanda-tanda pertumbuhan ekonomi global yang tersendat.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup merosot 1,99% atau 464,06 poin di level 22.859,6, indeks S&P 500 melemah 1,6% atau 40,14 poin di 2.466,82, sedangkan indeks Nasdaq Composite berakhir melorot 1,63% atau 108,42 poin di level 6.528,41.

Seperti yang telah diantisipasi, The Fed mengerek suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 2,25%-2,50% dalam pertemuan kebijakan monter yang berakhir Rabu (19/12).

Akan tetapi, bank sentral AS tersebut juga memproyeksikan dua kali penaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali penaikan pada 2020.

Pandangan yang diperlihatkan The Fed pada Rabu serta merta memicu kekhawatiran pelaku pasar mulai dari kawasan Asia hingga Eropa. Sejumlah indeks saham utama turun ke level terendahnya dalam dua tahun setelah investor ramai-ramai beralih kepada obligasi pemerintah.

“Semua yang dibahas pasar hari ini adalah dampak dari kenaikan suku bunga The Fed. The Fed baru saja mengenyahkan anggapan bahwa mereka ada di sini untuk mendukung pasar,” kata Michael Antonelli, managing director perdagangan penjualan institusional di Robert W. Baird di Milwaukee, seperti dilansir Reuters.

Dalam pernyataan kebijakannya, The Fed mencatat “sedikit” kenaikan suku bunga secara bertahap akan diperlukan di masa mendatang. Meski sebagian besar sejalan dengan ekspektasi, arah kenaikan suku bunga yang digambarkan dirasa lebih agresif daripada yang pasar perkirakan.

"Ini jelas mengecewakan bagi mereka yang mengharapkan kenaikan suku bunga yang dovish," kata David Joy, kepala strategi pasar di Ameriprise Financial, Boston, seperti dilansir Reuters.

"Ini adalah kenaikan suku bunga yang lebih moderat namun tetap saja ini adalah kenaikan suku bunga dan masih ada celah antara di mana The Fed dan pasar berada dalam hal ekspektasi kebijakan untuk tahun depan.”

Pernyataan itu tidak banyak membantu menenangkan kekhawatiran investor atas perlambatan pertumbuhan dunia, ketegangan perdagangan AS dengan China, dan pengetatan kondisi moneter bagi perusahaan-perusahaan di AS.

"Tampaknya pasar aset berisiko menginginkan 'lemparan' yang lebih kuat dari The Fed mengingat godaan resesi yang sedang berlangsung mengambil alih sentimen pasar,” kata Salman Ahmed, pakar strategi investasi global di Lombard Odier Investment Managers.


Wednesday, December 19, 2018

The Fed Tak se-Dovish Perkiraan, Wall Street Merosot

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 4:51 PM No comments

PT KONTAK PERKASA - Pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) berakhir merosot pada perdagangan Rabu (19/12/2018), pascarilis putusan kebijakan moneter Federal Reserve.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melorot 1,49% atau 351,98 poin di level 23.323,66, indeks S&P 500 merosot 1,54% atau 39,2 poin di 2.506,96, sedangkan indeks Nasdaq Composite berakhir anjlok 2,17% atau 147,08 poin di level 6.636,83.

Seperti yang telah diperkirakan, The Fed mengerek suku bunga acuannya (Fed Funds Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 2,25%-2,50% dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu waktu setempat. Ini adalah langkah penaikan keempat kalinya sepanjang 2018.

Sementara itu, proyeksi terbaru yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan dua kali penaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali penaikan pada 2020.

Ini berbeda dengan proyeksi sebelumnya pada September yang mengindikasikan tiga penaikan suku bunga tahun depan dan satu kali penaikan pada tahun berikutnya.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah pertemuannya berakhir, The Fed mengatakan risiko terhadap ekonomi tampak kurang lebih seimbang. Namun otoritas moneter AS tersebut akan terus memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global serta menilai implikasinya terhadap prospek ekonomi.

Ekonomi AS sendiri dinyatakan telah tumbuh dengan tingkat yang kuat dan pasar kerja terus membaik. The Fed juga mencatat bahwa “sedikit” kenaikan suku bunga secara bertahap akan diperlukan.

Kendati demikian, arah kenaikan suku bunga yang digambarkan dirasa lebih agresif daripada yang pasar perkirakan. Sebelum pertemuan ini, para pedagang berspekulasi bahwa The Fed akan menyampaikan tidak lebih dari satu kali kenaikan suku bunga pada tahun depan.

"Ini jelas mengecewakan bagi mereka yang mengharapkan kenaikan suku bunga yang dovish," kata David Joy, kepala strategi pasar di Ameriprise Financial, Boston, seperti dilansir Reuters.

"Ini adalah kenaikan suku bunga yang lebih moderat namun tetap saja ini adalah kenaikan suku bunga dan masih ada celah antara di mana The Fed dan pasar berada dalam hal ekspektasi kebijakan untuk tahun depan.”

Jorge Mariscal, kepala investasi emerging market di UBS Global Wealth Management, berpendapat kenaikan suku bunga The Fed kemungkinan akan meredam minat investor untuk aset-aset berisiko di seluruh dunia.

“Orang-orang mengkhawatirkan pertumbuhan dan dengan mendengar bahwa The Fed tidak (khawatir) membuat pasar risau. Pada gilirannya, ini akan mendukung dolar AS dan menjadi kabar negatif untuk pasar negara berkembang pada umumnya.”

Tuesday, December 18, 2018

Harga Minyak Mentah Jatuh, Ini Penyebabnya

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 7:09 PM No comments

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga minyak mentah semakin anjlok pada perdagangan Selasa (18/12/2018), akibat tertekan keresahan ekonomi dan lonjakan pasokan mulai dari Amerika Serikat (AS) hingga Rusia.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2019 berakhir terperosok US$3,64 di level US$46,24 per barel di New York Mercantile Exchange, level terendahnya sejak 30 Agustus 2017. Total volume yang diperdagangkan pada Selasa sekitar 23% di atas rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Februari 2019 ditutup terjerembab US$3,35 di level US$56,26 per barel di ICE Futures Europe exchange di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$9,66 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir dari Bloomberg, harga minyak mentah meluncur 7,3% di New York pada Selasa, menempatkannya di jalur untuk penurunan kuartalan terburuk sejak awal kemerosotan pasar minyak terakhir pada 2014.

Kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi bergolak ketika Presiden China Xi Jinping terkesan kembali melancarkan pernyataan keras terhadap Presiden AS Donald Trump dan investor AS bersiap mendengar kenaikan suku bunga lebih lanjut dalam pertemuan kebijakan The Fed yang berakhir Rabu (19/12) waktu setempat.

Dalam pidatonya di Beijing pada Selasa (18/12), Presiden Xi Jinping mengatakan tidak ada pihak yang bisa mendikte arah pembangunan ekonomi China.

Xi berjanji untuk terus maju dengan reformasi ekonomi. Akan tetapi dia menegaskan bahwa Beijing tidak akan menyimpang dari sistem satu partai atau menerima perintah dari negara lain.

Pernyataan itu tampaknya merujuk ke Amerika Serikat. Xi menegaskan China tidak akan menebar ancaman bagi negara manapun, tetapi juga tidak mau dipermainkan.

Harga minyak mentah AS lanjut turun 31 sen setelah penutupan menyusul kabar laporan oleh American Petroleum Institute (API) mengenai peningkatan stok minyak mentah AS sebesar 3,45 juta barel pekan lalu.

“Sentimennya negatif, ini adalah perdagangan bervolume rendah dan kita tidak mendengar kabar baik apa pun,” kata Ashley Petersen, analis minyak terkemuka di Stratas Advisors, New York, seperti diberitakan Bloomberg.

Sebelumnya, laporan pemerintah AS pada Senin (17/12) memproyeksikan lonjakan produksi minyak shale, sehingga menambah kekhawatiran tentang pasokan minyak.

Di Moskow, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan produksi minyak telah meningkat, meskipun negara itu sedang mempersiapkan untuk melaksanakan pembatasan output agar sesuai dengan kesepakatan OPEC+.

Minyak mentah telah terperosok di kondisi pasar yang bearish di tengah meningkatnya skeptisisme bahwa langkah pemangkasan output oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya akan cukup dalam untuk mencegah surplus pada 2019.

Upaya kartel minyak tersebut untuk menyeimbangkan pasar telah terganggu oleh pertumbuhan minyak shale AS yang tanpa henti sehingga akan membuat lebih sulit untuk memprediksi pasokan global.

Monday, December 17, 2018

KONTAK PERKASA FUTURES - Saham Peritel Seret Bursa Eropa Melemah

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 4:35 PM No comments

KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa saham Eropa berakhir melemah pada perdagangan Senin (17/12/2018), karena peringatan mengenai laba dari peritel busana online ASOS membawa saham ritel tersungkur.

Indeks saham zona euro turun 1%, sedangkan indeks DAX Jerman turun 0,8% dan indeks FTSE 100 Inggris turun 0,9%.

Sementara itu, saham ASOS anjlok 37,5% setelah peritel asal Inggris ini memangkas proyeksinya dengan menyatakan bahwa perolehan pada November “jauh di belakang ekspektasi".

Itu adalah pernyataan terbaru dari serangkaian peringatan laba dan prospek negatif peritel termasuk Sports Direct, Dixons Carphone, dan Bonmarche yang menyoroti kinerja buruk dalam periode perdagangan pra-Natal.

Sektor ritel Eropa turun 2,6% dan ditutup di level terendahnya sejak Juli 2016.

Saham Zalando, saingan ASOS dan peritel online terbesar di Eropa, juga turun 11,6%, persentase terbesar dalam indeks Stoxx. Adapun saham Boohoo merosot 13,7% setelah melaporkan rekor penjualan Black Friday.

Saham peritel asal Swedia H&M turun 8,5% meskipun melaporkan angka penjualan yang sesuai ekspektasi, akibat terseret tekanan saham ASOS. Adapun saham Next dan Marks & Spencer turun 4,6%.

Di luar ritel, aksi M&A mendorong sedikit pergerakan besar dengan saham Ingenico turun 7,4% setelah mengatakan pihaknya telah membatalkan pembicaraan mengenai kemungkinan kesepakatan.

Saham Sopra Steria dan Worldline masing-masing turun 11,4% dan 6,8% setelah Morgan Stanley menurunkan ratingnya pada kedua saham ini.


Sunday, December 16, 2018

TPIA Gunakan Dana Obligasi untuk Lunasi Utang & Tambah Mesin

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 7:01 PM No comments

PT KONTAK PERKASA - Emiten petrokimia terintegrasi PT Chandra Asri Tbk.  akan melakukan penerbitan obligasi bertajuk Obligasi Berkelanjutan II Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2018 dengan nilai pokok obligasi sebesar Rp500 miliar.

Berdasarkan informasi yang dipublikasikan perseroan, emiten dengan sandi TPIA tersebut menyampaikan akan menerbitkan obligasi itu tanpa warkat dengan durasi jatuh tempo setelah tiga tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 10%.

Pembayaran bunga obligasi tahap pertama akan dilaksanakn perseroan pada 19 Maret 2019, sedangkan pembayaran bunga terakhir akan dilakukan pada 19 Desember 2021. Pelunasan bligasi secara penuh akan dilakukan pada saat jatuh tempo.

Obligasi tersebut telah mengantongi hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang obligasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yaitu AA- (double A minus). Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi yaitu PT BCA Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas.

Adapun, entitas anak PT Barito Pacific Tbk. tersebut akan menggunakan seluruh dana dari Obligasi Berkelanjutan II Chandra Asri Petrochemical Tahap I Tahun 2018 untuk beberapa keperluan.

Pertama, sebesar 80% akan digunakan untuk melunasi pokok utang berdasarkan Facility Agreement senilai US$220 juta Single Curency Term Facility tanggal 29 September 2012. Pembayaran atas utang tersebut diperkirakan pada 29 Maret 2019.

Kedua, sekitar 20% akan digunakan perseroan untuk mendanai sebagian belanja modal. Perseroan berencana meningkatkan kapasitas produksi melalui pembelian mesin pabrik methyl tert-butyl ether (MTBE) dan Butene-1 baru.

Investor Relation Chandra Asri Petrochemical Harry Tamin menyampaikan perseroan memprediksi akan menggelontorkan US$130,5 juta untuk pembelian mesin tersebut. Adapun, pabrik MTBE itu ditargetkan dapat beroperasi pada kuartal 2020.

“Proyek MTBE dan Butene ini merupakan proyek baru kami yang kami targetkan dapat beroperasi pada kuartal ketiga 2020. Pada 2020, kami juga akan melakukan revamp untuk cracker etilena sehingga menjadi 900.000 ton dari saat ini 860.000 ton per bulan,” ungkap Harry saat dikonfirmasi, Jumat (14/12).

Dia menjelaskan perseroan perlu meningkatkan kapasitas produksi untuk menangkap permintaan yang trennya meningkat. Di regional Asia Tenggara misalnya, suplai produk kimia tersebut mulai terbatas sehingga membutuhkan tambahan produksi.

Dengan potensi psar tersebut, dia menyampaikan emiten dengan sandi TPIA tersebut optimistis untuk melakukan ekspansi. Belum lama ini, perseroan baru saja merampungkan pabrik karet sintetik yang dibangun oleh perusahaan JV antara Chandra Asri Ptrochemical dengan Michelin.

Berdasarkan laporan keuangan yang dibukukan perseroan TPIA membukukan pendapatan bersih sebesar US$1,96 miliar pada sembilan bulan pertama 2018, meningkat 9,1% dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy).

Dengan kenaikan harga naphta, beban pokok pendapatan perseroan menanjak 17,9% menjadi US$1,62 miliar dari US$1,37 miliar. "Kenaikan itu sebagian besar disebabkan biaya bahan baku yang lebih tinggi terutama naphta, dengan harga minyak menjadi rata-rata US$73 per barel dibandingkan US$52 per barel yoy," ungkap Harry. 

Alhasil, laba bersih perseroan pada Januari-September 2018 yaitu US$174,5 juta atau tergerus hingga 30,4% yoy. Manajemen menyebut penurunan tersebut telah terprediksi, di tengah himpitan kenaikan harga bahan baku sekaligus langkah perseroan untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik.

Thursday, December 13, 2018

BUMI Tegaskan Tak Akan Reverse Stock

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 5:33 PM No comments

KONTAK PERKASA FUTURES - Emiten pertambangan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menegaskan tidak akan melakukan penggabungan nilai saham atau reverse stock split seiring dengan maraknya rumor tersebut.

Direktur & Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengungkapkan, beredarnya rumor dan spekulasi di pasar saham mengenai rencana reverse stock split sangat merugikan perusahaan. Pasalnya, manajemen tidak pernah membahas rencana akhir korporasi tersebut.

“Perusahaan secara resmi menyatakan tidak pernah membahas atau mempunyai rencana untuk melakukan reverse stok slit,” paparnya dalam siaran pers, dikutip Jumat (14/12).

BUMI merupakan produsen batu bara terbesar di Indonesia. Sebelumnya, Dileep menyampaikan, volume produksi batu bara pada tahun ini bakal sekitar 80 juta--83 juta ton.

Volume produksi akan meningkat menuju 90 juta--93 juta ton pada tahun depan. Pada 2020, BUMI berencana meningkatkan produksi batu bara menjadi 100 juta ton.


Wednesday, December 12, 2018

Optimisme Perdagangan Meningkat, Wall Street Ditutup Menguat

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 8:34 PM No comments

PT KONTAK PERKASA - Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Rabu (12/12/2018) menyusul optimisme tentang hubungan perdagangan AS-China dan beberapa tanda yang menenangkan dalam politik Inggris.

Dalam wawancara dengan Reuters pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump, mengatakan pembicaraan perdagangan sedang berlangsung dengan China. Pedagang mengatakan China melakukan pembelian besar pertama kedelai AS sejak Washington dan Beijing menyetujui gencatan perdagangan sementara bulan ini.

Selain itu, Trump mengatakan akan campur tangan dalam kasus eksekutif Huawei Technologies jika hal tersebut dapat membantu mengamankan kesepakatan perdagangan.

Sementara investor masih waspada terhadap volatilitas pasar antara saat ini dan tenggat waktu perjanjian perdagangan, 1 Maret 2019, mereka terdengar optimistis tentang berita terbaru.

“Segala sesuatu yang dikatakan Trump adalah sikap negosiasi ... Anda ingin pernyataan yang lebih banyak didorong data dan fakta dari presiden. Namun pendekatan ini membuat China berpikir dua kali tentang sikap keras mereka,” kata Ernesto Ramos, Direktur Utama ekuitas Aktif di BMO Global Asset Management.

“Dorongan tanpa henti oleh Trump ini membuat China menyerah. Itulah yang menyemangati pasar,” lanjutnya, seperti dikutip Reuters.

Perdagangan saham telah sangat berfluktuasi dalam beberapa hari terakhir di tengah sentimen utama, mulai dari perdagangan China dan potensi shutdown pemerintah AS hingga ketidakpastian Brexit.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 157,03 poin atau 0,64% ke 24.527,27, sedangkan indeks S&P 500 naik 14,29 poin atau atau 0,54% ke 2.651,07 dan Nasdaq menguat 66,48 poin atau 0,95% ke 7.098,31.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May memenangkan mosi percaya dari partai Konservatif setelah 117 anggota parlemennya mengatakan dia tidak lagi menjadi pemimpin yang tepat untuk mengimplementasikan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

May telah gagal mencapai kesepakatan Brexit pekan ini, menciptakan ketidakpastian bagi investor karena membuka kemungkinan penundaan untuk Brexit atau bahkan referendum lain.

Dari 11 sektor utama S&P, 8 di antaranya menguat dengan sektor konsumer naik lebih dari 1%. Sektor real estat  melemah paling tajam sebesar 1,9% sementara utilitas menyusul dengan penurunan 0,6%.

Sektor teknologi, yang sangat peka terhadap sentimen perdagangan China, naik 0,8%.

Sementara itu, perusahaan streaming musik berbasis di China, Tencent Music Entertainment menguat 7,7% dalam debutnya di New York Stock Exchange pada hari Rabu.

BACA JUGA : 

Optimisme Perdagangan dan Aksi Merger Dorong Indeks Stoxx Menguat

Tuesday, December 11, 2018

Ancaman Government Shutdown Bebani Wall Street

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 9:08 PM No comments

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) kehilangan tenaganya pada perdagangan Selasa (11/12/2018), akibat terbebani isu geopolitik termasuk potensi penutupan layanan pemerintah (government shutdown) di AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,22% atau 53,02 poin di level 24.370,24 dan indeks S&P 500 turun tipis 0,04% atau 0,94 poin di 2.636,78. Sebaliknya, indeks Nasdaq Composite mampu berakhir naik 0,16% atau 11,31 poin di level 7.031,83.

Indeks S&P 500 diperdagangkan di kisaran yang luas antara 1,4%-0,6%.

Wall Street sempat mengalami pergerakan yang kuat menyusul laporan bahwa China sedang mempersiapkan untuk memangkas tarif impor pada mobil-mobil buatan Amerika. Oleh pelaku pasar, ini dilihat sebagai tanda China siap membuat konsesi mengenai perdagangan.

Laporan itu muncul setelah Wakil Perdana Menteri China Liu He bertukar pandangan tentang tahap pembicaraan perdagangan berikutnya dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan Robert Lighthizer.

Akan tetapi, bursa saham AS tak lama kehilangan tenaganya dan melemah setelah Trump secara terbuka berdebat tentang pendanaan pemerintah dengan dua anggota parlemen Demokrat dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih.

Hal ini serta merta meningkatkan keraguan tercapainya kesepakatan menjelang tenggat waktu akhir bulan ini.

“Pendorong utama volatilitas hari ini adalah berita politik dan geopolitik,” kata Carol Schleif, deputy chief investment officer di Abbot Downing, seperti dilansir dari Reuters.

“Kita tidak dapat mengendalikan pemberitaan tetapi hal yang dapat kami tekankan adalah bahwa fundamental yang mendasarinya tetap solid,” tambah Schleif.

Berbanding terbalik dengan Wall Street, sentimen optimisme perdagangan AS-China mampu mendorong pulihnya bursa saham Eropa pada perdagangan Selasa.

Indeks Stoxx 600 Eropa berakhir menanjak 1,5%, diikuti indeks saham zona euro yang naik 1,3%. Sementara itu, indeks saham DAX Jerman, yang paling sensitif terhadap isu perdagangan China, menanjak 1,5%.

Kendati demikian, ketidakpastian atas hengkangnya Inggris dari Uni Eropa, atau Brexit, terus menghantui para investor dan menahan nilai tukar pound sterling di kisaran level terendahnya dalam 20 bulan setelah Perdana Menteri Inggris Theresa May menunda pemungutan suara di parlemen terkait kesepakatan Brexit.

Monday, December 10, 2018

Aksi Jual Tekan Bursa Eropa, indeks Stoxx Melemah 1,87%

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 5:38 PM No comments

KONTAK PERKASA FUTURES  - Aksi jual melanda bursa saham Eropa pada perdagangan Senin (10/12/2018) karena meningkatnya risiko politik menyusul ditundanya pemungutan suara kesepakatan Brexit dan kerusuhan selama akhir pekan di Prancis.
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup melemah 1,87% atau 6,46 poin ke level 338.99, setelah bergerak pada kisaran 338,79-344,15.
Indeks FTSE 100 Inggris ditutup turun 0,8% dengan pound sterling jatuh 1,5% dan memberikan dorongan untuk saham blue chips dengan pendapatan dalam mata uang asing.
Sementara itu, bursa Eropa lainnya mendapat pukulan kuat dengan indeks DAX Jerman dan indeks CAC 40 Prancis turun masing-masing 1,5%.
"Prancis, Brexit Inggris, Italia, bahkan Jerman yang segera berganti kepemimpinan, tidak ada visibilitas politik di Eropa," kata analis Kepler Cheuvreux, Christopher Potts, dalam laporan yang dirilis menjelang pemungutan suara Brexit yang ditunda.
"Untuk investor internasional, bursa saham Eropa menjadi hampir tidak dapat diinvestasikan, kecuali dan hingga menjadi sangat murah," tambahnya, seperti dikutip Reuters.
Menambah tekanan pada indeks, saham terkait minyak turun 2,4%, menghapus kenaikan pada tahun 2018. Minyak telah menjadi sektor terakhir yang mencatat kenaikan di Eropa, dan semua indeks sektoral STOXX 600 saat ini melemah.
Harga minyak menghapus penguatan yang dicatat pekan lalu ketika kelompok produsen OPEC dan eksportir utama lainnya sepakat untuk memangkas produksi minyak mentah mereka dari Januari untuk mencegah kelebihan pasokan.
Terkait berita emiten, saham BASF turun 3,8% setelah perusahaan kimia Jerman tersebut memangkas proyeksi laba 2018 pada hari Jumat, terutama karena bisnis bahan bakar perusahaan, sementara tingkat air yang rendah di Rhine dan permintaan otomotif yang lemah, terutama di China, juga turut menjadi penyebab penurunan.
Saham otomotif, yang dipandang sebagai yang paling terpapar ketegangan perdagangan internasional, adalah sektor dengan kinerja terburuk dengan penurunan 2,8%.


Sunday, December 9, 2018

PT KONTAK PERKASA - IHSG Kemungkinan Bergerak Melemah

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 11:18 PM No comments

PT KONTAK PERKASA - Samuel Sekuritas memproyeksikan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan hari ini.

Seperti yang dikutip dari riset Senin (10/12/2018), Samuel Sekuritas, indeks utama Wall Street anjlok lebih dari 2% pada akhir perdagangan terakhir minggu lalu, yang didorong aksi jual saham teknologi dan internet dalam jumlah besar. Secara persentase, penurunan indeks ini merupakan penurunan mingguan yang terbesar sejak Maret.

Samuel Sekuritas menilai, ketegangan seputar perang dagang AS-China cenderung agak memanas. Disisi lain, harga minyak terangkat karena keputusan OPEC dan Rusia, yang sepakat memangkas produksi hingga 1,2 juta barel.

“Dari dalam negeri, IHSG masih berpotensi melemah, walupun ditopang oleh berita dalam negeri yang positif, di mana rilis data cadangan devisa yang diberitakan naik menjadi US$117,2 miliar dari periode sebelumnya US$115,2 miliar,” tulis Samuel Sekuritas dalam riset, Senin (10/12/2018).

Pada penutupan perdagangan pekan lalu, IHSG ditutup menghijau 0,18% atau naik 10,83 poin menuju level 6126,35. Dalam sepekan terakhir, IHSG telah berhasil menguat 0,13% dan net buy senilai Rp12,09 miliar.


Highlights
Perbankan: Pertumbuhan kredit perbankan di 2019 masih akan didominasi kredit infrastruktur 
AKRA : Membuka SPBU BP pertama di Serpong 
CSAP: Akan menambah gerai dan menggenjot digital 
AISA: Kreditor menyetujui perpanjangan PKPU 
Minyak dan gas: Harga minyak terangkat keputusan OPEC, yang sepakat memangkas produksi hingga 1,2 juta b/d 
PGAS: Saka Energi targetkan produksi migas 50k boe/d di 2019 
WIKA: Targetkan kontrak baru luar negeri bertumbuh 
BRPT : Bagi dividen interim sebesar Rp 14,1/saham, cum dividend 14 Desember 2018

BACA JUGA : 

Ketegangan AS-China Tekan Indeks Saham Berjangka AS


Thursday, December 6, 2018

Binaartha Sekuritas: Koreksi IHSG Berlanjut, Pantau 6 Saham Ini

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 6:30 PM No comments

KONTAK PERKASA FUTURES - Binaartha Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengindikasikan adanya potensi penurunan lanjutan pada pergerakan indeks akhir pekan ini Jumat (7/12/2018).

Analis Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan IHSG ditutup melemah 0,29% di level 6115.493 pada 6 Desember 2018. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 6090.540 hingga 6065.585. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki rentang pada 6136.040 hingga 6156.585.

Berdasarkan indikator, MACD berada di area positif. Namun demikian, Stochastic sudah membentuk pola dead cross di area overbought. Di sisi lain, terlihat pola inside bar yang mengindikasikan adanya potensi penurunan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support.

Adapun sejumlah rekomendasi saham yang dapat menjadi pertimbangan investor, antara lain sebagai berikut.

*ACES, Daily (1490) (RoE: 23.25%; PER: 27.40x; EPS: 54.37; PBV: 6.39x; Beta: 1.63):* Pergerakan harga masih bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola bullish pin bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli.“Akumulasi Beli” pada area level 1480 – 1500, dengan target harga secara bertahap di level 1540 dan 1650. Support: 1480 & 1425.

*ANTM, Daily (735) (RoE: 4.36%; PER: 20.96x; EPS: 35.07; PBV: 0.92x; Beta: 0.52):* Terlihat pola bearish doji star candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan harga saham. “Sell on Strength” pada area level 740 – 750, dengan target harga di level 710. Resistance: 770.

*BSDE, Daily (1300) (RoE: 2.65%; PER: 31.48x; EPS: 41.61; PBV: 0.84x; Beta: 1.67):* Saat ini bahwa pergerakan harga bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola tweezer bottom candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 1290 – 1310, dengan target harga secara bertahap di level 1330, 1360 dan 1510. Support: 1290 & 1220.

*DOID, Daily (560) (RoE: 17.78%; PER: 9.19x; EPS: 60.96; PBV: 1.63x; Beta: 2.17):* Terlihat pola bullish inverted hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada level 550 – 570, dengan target harga secara bertahap di level 590 dan 610. Support: 540.

*EXCL, Daily (1950) (RoE: -0,90%; PER: -108.37x; EPS: -18.04; PBV: 0.97x; Beta: 0.82):* Terlihat pola tweezer bottom candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada area level 1880 – 1960, dengan target harga secara bertahap di level 2000 dan 2100. Support: 1800.

*ISSP, Daily (87) (RoE: 0.72%; PER: 28.67x; EPS: 3; PBV: 0.22x; Beta: 1.56):* Pergerakan harga bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola bullish doji star candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada area level 85 – 87, dengan target harga secara bertahap di level 91, 97, 108, 127 dan 147. Support: 81 & 75.

(Disclaimer on)

BACA JUGA : KONTAK PERKASA FUTURES - Indeks S&P 500 dan Dow Jones Turun Tipis,  

Saham ASII & TLKM Seret IHSG Sesi I

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 2:40 AM No comments
Saham ASII & TLKM Seret IHSG Sesi I
Add caption
KONTAK PERKASA FUTURES - Saham ASII dan TLKM menjadi penekan utama atas pelem
ahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Kamis (6/12/2018).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,53% atau 32,21 poin ke level 6.100,91 pada akhir sesi I, setelah dibuka di zona merah dengan pelemahan 0,62% atau 38,11 poin ke level 6.095,01.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.086,13 – 6.131,63. Adapun pada perdagangan Rabu (5/12), IHSG ditutup melemah 0,32% atau 19,74 poin ke level 6.133,12.
Sebanyak 146 saham menguat, 234 saham melemah, dan 238 saham stagnan dari 618 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia siang ini.
Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang masing-masing melemah 2,70% dan 1,06% menjadi penekan utama terhadap pelemahan IHSG pada akhir sesi I.
Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG melemah pada perdagangan siang ini, didorong sektor aneka industri yang melemah 2,3% dan perdagangan yang turun 1,41%.
Saham ASII (-2,70%), TFCO (-19,86%), GMFI (-1,79%), dan INDR (-0,74%) menjadi penekan utama atas pelemahan sektor aneka industri siang ini.
Di sisi lain, sektor infrastruktur dan industri dasar yang masing-masing menguat 0,08%% dan 0,14% menahan pelemahan IHSG lebih lanjut.
Berikut perincian saham pada IHSG di akhir sesi I:
Lima saham penekan utama berdasarkan kapitalisasi pasar:
Kode
Perubahan
ASII
-2,70%
TLKM
-1,06%
BBNI
-2,29%
BMRi
-0,99%
BBCA
-0,48%
Lima saham terlemah berdasarkan persentase: 
Kode
Perubahan
OCAP
-24,19%
INPP
-23,08%
TALF
-22,03%
TFCO
-19,86%
SAPX
-17,50%
Sumber: Bloomberg

Tuesday, December 4, 2018

PT KONTAK PERKASA - Harga Minyak Tergelincir, Ini Penekannya

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 6:49 PM No comments

PT KONTAK PERKASA -  Harga minyak mentah tergelincir karena keraguan minat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memperburuk tanda-tanda membengkaknya surplus minyak di Amerika Serikat (AS).

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari turun 32 sen ke level US$52,63 per barel pada pukul 4.32 sore waktu setempat di New York Mercantile Exchange, setelah mampu membukukan kenaikan 30 sen dan mengakhiri perdagangan Selasa (4/12/2018) di level US$53,25 per barel.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Februari pada perdagangan Selasa ditutup turun 33 sen di level US$61,36 per barel di ICE Futures Europe exchange di London. Brent menghasilkan apa yang disebut "death cross" pada Selasa, sinyal teknis bearish ketika rata-rata pergerakan 50 hari turun di bawah rata-rata 200 hari.

Dilansir dari Bloomberg, Menteri Energi Saudi, Khalid Al-Falih, sepertinya mundur dari seruan baru-baru ini untuk pengurangan produksi harian sebesar 1 juta barel oleh eksportir-eksportir besar..

Sementara itu, American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan lonjakan persediaan minyak mentah, bensin, dan minyak diesel. Stok minyak mentah AS dilaporkan naik 5,36 juta barel pekan lalu, sedangkan persediaan untuk bensin dan minyak diesel juga meningkat berdasarkan perhitungan kelompok industri ini.

Setelah mampu mengakhiri sesi perdagangan yang bergelombang di posisi lebih tinggi, harga minyak AS pun tergelincir ke zona merah dalam perdagangan after-hours.

Dalam sebuah wawancara di konferensi perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Polandia, Menteri Al-Falih mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apa yang akan terjadi di Wina.

“Kami perlu berkumpul dan mendengarkan rekan-rekan kami, mendengar pandangan mereka tentang penawaran dan permintaan serta proyeksi produksi negara mereka sendiri,” ujar Al-Falih.

Kesan kehati-hatian yang dikombinasikan dengan pemberitaan bahwa Arab Saudi telah memangkas harga yang dibebankan kepada pelanggan Asia akan memperlemah optimisme pedagang.

Komentar itu muncul hanya beberapa hari setelah kesepakatan antara Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya memperlancar jalan atas tercapainya kesepakatan produksi ketika OPEC berkumpul di Wina pekan ini.

“Ini bukan sinyal harga yang bagus,” kata Bob Yawger, direktur futures di Mizuho Securities. “Entah permintaan yang buruk atau semua pembicaraan tentang pemangkasan produksi hanyalah wacana.”

Terlepas dari adanya volatilitas, analis di UBS AG mengatakan bahwa mereka mengharapkan pemulihan berkelanjutan untuk minyak mentah pada tahun depan.

“Negara-negara OPEC memiliki insentif yang kuat untuk mendukung pembatasan output yang menentukan,” paparnya dalam riset.

“Penurunan hampir 30% dalam harga minyak sejak awal Oktober telah mendorong harga di bawah level yang sebagian besar negara-negara OPEC butuhkan untuk menyeimbangkan anggaran fiskal mereka.”

Sementara itu, produsen-produsen memiliki pengalaman tentang jatuhnya harga minyak pada tahun 2014 setelah OPEC menolak menyesuaikan output.

Negara anggota OPEC lainnya masih mendorong untuk pembatasan produksi. Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail Al Mazrouei menegaskan kembali perlunya pengurangan output. Adapun kementerian perminyakan Irak mengatakan bahwa Irak sedang mengupayakan keseimbangan di pasar.


Monday, December 3, 2018

Reliance Sekuritas: IHSG Terkoreksi Jangka Pendek

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 7:10 PM No comments


KONTAK PERKASA FUTURES - Reliance Sekuritas memperkirakan IHSG terkoreksi jangka pendek dengan support resistance 6.038-6.155.

Saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya TBLA, INKP, TLKM, PGAS, ADRO, INDY, UNTR, MCAS.

Kepala Riset Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal IHSG tepat menyentuh level FR161.8% sebagai target Wave 3 secara ideal.

Pola candlestick pun membentuk pola northern star dengan indikasi terkoreksi jangka pendek menguji MA200. Indikator stocahstic bergerak jenuh dengan momentum jenuh indikator RSI.

Dalam perdagangan kemarin, IHSG ditutup menguat 1,03% atau 62,19 poin ke level 6.118,32 dengan sektor pertambangan (+2.51%) dan Property (+2.19%) memimpin penguatan.

Harga komoditas tambang rebound setelah melewati bulan terburuknya di tahun ini. Harga Minyak yang rebound akibat pertemuan Rusia dan Arab Saudi diiringi reboundnya harga batubara setelah meredanya tensi perdagangan AS-China membuat trigger positif pada sektor pertambangan.

Sentimen data ekonomi awal bulan juga membuat dorongan positif dimana Indeks kinerja Manufaktur stabil pada zona expansi dan Tingkat inflasi YoY pun stabil dikisaran 3%. Rupiah ditutup menguat 0.40% kelevel Rp14.244 per USD meskipun investor asing tercatat net sell Rp776.78 Miliar.

Tag : IHSG

Sunday, December 2, 2018

LIVE Pelemahan IHSG Diprediksi Berlanjut Hari Ini

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 5:53 PM No comments


PT KONTAK PERKASA FUTURES  - Sejumlah analis memprediksi pelemahan IHSG berlanjut di awal pekan ini, pascaditutup turun akhir pekan kemarin.

Binaartha Sekuritas kembali memproyeksikan IHSG bergerak melemah lanjutkan penurunan di akhir pekan lalu.

Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan terlihat pola bearish harami candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi pelemahan lanjutaknpada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support.

Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 6.035,768 hingga 6.015,411.

Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 6.096,838 hingga 6.137,552.

Berdasarkan indikator, MACD berada di area positif. Namun demikian, Stochastic sudah membentuk pola dead cross di area overbought.

Reliance Sekuritas memperkirakan IHSG  bergerak tertekan menguji support MA200 dan fractal level dengan support resistance 6.000-6.100.

Saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya TBLA, ADRO, MAIN, DOID, UNTR.

Kepala Riset Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal IHSG membentuk pola bearish harami setelah tidak mampu bertahan diatas resistance 6.100. Indikator stochastic bergerak dead-cross dengan momentum bearish reversal jangka pendek.


Thursday, November 29, 2018

IHSG Menguat Terbatas, Cermati 6 Saham Ini

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 6:14 PM No comments

PT KONTAK PERKASA FUTURES - Reliance Sekuritas Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) akan bergerak menguat terbatas melihat pergerakan yang signifikan pada perdagangan Kamis dengan rentang perdagangan hari ini 6043-6155.

Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Reliance Sekuritas menjelaskan bursa saham Asia ditutup mixed. Indeks Nikkei (+0.39%) dan TOPIX (+0.35%) menguat sedangkan HangSeng (-0.87%) dan Shanghai (-1.30%) terkoreksi. Investor bersikap hati-hati menanti hasil pertemuan G-20 diakhir pekan dengan Prospek kesepakatan dagang AS-China.

Ekuitas di pasar berkembang naik tertinggi sejak awal oktober seiring penguatan mayoritas mata uangnnya. Spekulasi meningkat mengenai ditahannya suku bunga The Fed hingga tahun depan menjadi faktor utama.
IHSG (+1.94%) ditutup menguat 115.92 poin kelevel 6107.17 dengan saham-saham sektor Property (+2.9%) dan Konsumer (+2.87%) memimpin penguatan. Pelonggaran kebijakan yang menguntungkan sektor property dalam hal pinjaman kebank hingga pajak penjualan menjadi trigger utama investor melihat outlook yang positif menyongsong tahun depan.

Pelemahan harga CPO menjadi penekan biaya produksi barang-barang konsumen sehingga diperkirakan berdampak positif pada kinerja terlepas dari pergerakan rharga saham emiten konsumer yang cenderung murah dibawah PER 28.74x dengan rata-rata diatas 30x dalam 5th terakhir. Rupiah menguat satu persen kelevel Rp14.383 per USD seiring aksi beli investor asing yang tercatat net buy 690.90 Miliar rupiah.

Indeks saham Eropa dibuka menguat. Indeks Eurostoxx (+0.80%), FTSE (+0.92%) dan DAX (+0.69%) dizona positif lebih dari setengah persen menyusul penguatan bursa saham di Asia. Euro dan obligasi zona Eropa naik lebih tinggi menjelang lelang obligasi Italia. Sentimen pertemuan G-20 dan prospek harga komoditas tambang energy masih menjadi fokus investor diakhir pekan.

Pergerakan IHSG secara teknikal berhasil break out MA200 sehingga menuju optimisme target Wave 3 dengan


economic calendar


Live Economic Calendar Powered by Investing.com - The Leading Financial Portal

Most Viewed






TOP PERFORMANCE

ucapan lebaran

Site search