English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
STRIVE FOR SOLID FUTURES

Thursday, September 19, 2019

Antisipasi BI Hadapi Memanasnya Perang Dagang AS-China

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 10:10 PM No comments
KONTAK PERKASA FUTURES -  Bank Indonesia (BI) terus memperkuat strategi operasi moneter untuk mendukung upaya menjaga kecukupan likuiditas dan meningkatkan efisiensi pasar uang. Ini demi memperkuat transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pelonggaran kebijakan BI dilakukan melihat risiko ketegangan hubungan dagang AS-China yang berlanjut. Panasnya perang dagang telah membawa ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
"Selain itu kenaikan tarif dagang oleh AS dan Tiongkok yang terus berlangsung makin menurunkan volume perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia. Perekonomian AS tumbuh melambat akibat penurunan ekspor dan investasi nonresidensial," ujar dia di Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Sebab itu, dia mengatakan, BI akan melanjutkan untuk menempuh bauran kebijakan akomodatif. Caranya dengan memangkas suku bunga, perlonggar makroprudensial, sistem pembayaran, dan operasi moneter.
Selain memangkas suku bunga acuan, BI juga menurunkan uang muka (down payment/DP) melalui skema loan to value (LTV) pada kredit properti seperti KPR hingga kendaraan bermotor.
Relaksasi ini dilakukan untuk menjaga stabilitas eksternal sekaligus upaya menopang pertumbuhan ekonomi.
"Perekonomian dunia yang melambat mendorong komoditas global kembali menurun. Kondisi ini direspons banyak negara yang melakukan stimulus fiskal dan melonggarkan kebijakan moneter," ujarnya.
Dia menegaskan jika BI sejak awal tahun memang sudah mengarahkan kebijakan untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi. "Langkah ini kita perkuat sebagai antisipasi terhadap perang dagang AS-Tiongkok," kata dia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan Indonesia belum terkena ancaman dari resesi. Isu ini kian menghangat mengingat sejumlah negara maju sudah menjadi korban dari resesi ekonomi.
"Resesi itu jika suatu negara growth negative berturut-turut pada 2 triwulan. Pertumbuhan ekonomi global kami memproyeksi tahun ini 3,2 persen dan tahun depan 3,3 persen. Ini belum termasuk definisi resesi," tuturnya di Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Perry juga menjelaskan, Indonesia juga belum terdampak dari potensi resesi ekonomi. Apalagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih di atas atau sekitar 5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia kami memprediksi masih di bawah titik tengah 5-5.4 persen. Tahun depan kami memproyeksi 5-5.5 persen," ujarnya.
Sementara itu, pihaknya menegaskan, BI selaku bank sentral akan terus melonggarkan kebijakan moneternya menyesuaikan perlambatan ekonomi global yang kini terjadi.
"Kita akan melanjutkan bauran kebijakan akomodatif dengan memangkas suku bunga, perlonggar makropruden, sistem pembayaran dan operasi moneter," kata dia.

Premium Dijual Melebihi Harga Eceran, Ini Penjelasan Pertamina

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 1:18 AM No comments
KONTAK PERKASA FUTURES - PT Pertamina (Persero) angkat bicara mengenai temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), mengenai kelebihan harga jual eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP) Premium di wilayah Jawa Madura Bali (Jamali).
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, ‎kelebihan harga jual tersebut disebabkan penetapan formula harga BBM baru oleh pemerintah pada awal 2019.
Untuk diketahui, formula baru tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 62 K/10/MEM/2019, tentang Formula Harga Dasar Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan. Aturan ini ditetapkan pada 2 April 2019.
"Ini terjadi karena formula baru yang tetapkan pemerintah pada awal tahun,"kata Fajriyah, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (19/9/2019).
Menurut Fajriyah, ‎berdasarkan acuan formula harga Premium yang baru, harga Premium pada bulan tertentu lebih rendah dibanding yang dijual Pertamina‎.
‎"S‎ehingga ada bulan-bulan tertentu yang nilai formulanya lebih kecil dari harga jual eceran," ‎tuturnya.
Adapun formula baru tersebut sebagai berikut, Formula harga dasar untuk jenis BBM khusus penugasan jenis Bensin (Gasoline) RON minimum 88 ditetapkan dengan formula 96,46 persen HIP Bensin RON minimum 88 + Rp 821,00 per liter.
Dikutip dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I Tahun 2019, di Jakarta, Rabu (18/9/2019). Pertamina memperoleh kelebihan penerimaan sebesar Rp234,82 miliar, ‎‎ atas penjualan Premium di wilayah Jamali melebihi harga jual yang ditetapkan pemerintah.
Akibat dari kelebihan harga jual, maka konsumen di wilayah Jamali membeli JBKP Premium lebih tinggi Rp100 per liter dari harga jual eceran yang ditetapkan pemerintah.
Atas temuan tersebut, BPK telah merekomendasikan Direksi PT Pertamina (Persero) agar menyetorkan kelebihan penerimaan atas penjualan JBKP Premium di wilayah Jamali sebesar Rp234,82 miliar ke kas negara.

economic calendar


Live Economic Calendar Powered by Investing.com - The Leading Financial Portal

Most Viewed






TOP PERFORMANCE

ucapan lebaran

Site search