English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
STRIVE FOR SOLID FUTURES

Sunday, September 24, 2017


PT Kontak Perkasa  | Analis Binaartha Securitas Reza Priyambada memprediksi pergerakan Rupiah dapat kembali bergerak variatif melemah. Hal tersebut dilihat dari belum adanya sentimen yang secara positif signifikan membuat laju Rupiah dapat berbalik positif.

"Meski suku bunga acuan BI telah diturunkan dengan harapan dapat mengakomodir kondisi makroekonomi Indonesia serta memperbaiki tingkat konsumsi masyarakat namun, tampaknya belum berimbas pada Rupiah," kata Reza Priyambada, 23 September 2017.
Sebelumnya suku bunga Bank Indonesia mengalami penurunan dari 4,5 persen ke 4,25 persen. Adanya penurunan ini diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pasar ekuitas meskipun di sisi lain, pergerakan pasar valas terutama Rupiah belum tentu akan ikut menguat.


"Penurunan tersebut kemungkinan dianggap BI untuk mengakomodir kondisi makroekonomi yang ada saat ini dimana membutuhkan stimulus moneter untuk dapat menjaga pertumbuhan, terutama dari tingkat konsumsi masyarakat," kata Reza.

Menurut Reza, perlu mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menghalangi potensi penguatan lanjutan pada Rupiah, terutama dari imbas rilis data-data ekonomi di pekan depan. Diperkirakan laju Rupiah akan berada pada rentang support 13.347 dan resisten 13.300.

HENDARTYO HANGGI


PT Kontak Perkasa 

Thursday, September 21, 2017

Ilustrasi e-money. shutterstock.com
PT Kontak Perkasa FuturesBank Indonesia menerbitkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur No.19/10/PADG/2017 tanggal 20 September 2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional/National Payment Gateway (PADG GPN). Di dalamnya, telah tercakup soal tarif isi ulang uang elektronik atau e-money.

"Bank Indonesia menetapkan kebijakan skema harga guna memastikan berjalannya interkoneksi dan interoperabilitas dalam ekosistem gerbang pembayaran nasional," ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman Zainal dalam keterangan tertulis, Kamis, 21 September 2017.

Dalam peraturan ini, Bank Indonesia membagi skema isi ulang uang elektronik menjadi dua jenis, yaitu Top Up On Us (pengisian ulang yang dilakukan melalui kanal pembayaran milik penerbit kartu) dan Top Up Off Us (pengisian ulang yang dilakukan melalui kanal pembayaran milik penerbit kartu yang berbeda atau mitra).

Apabila melakukan isi ulang di kanal pembayaran milik bank penerbit, masyarakat tidak bakal dikenai biaya selama mengisi ulang untuk nilai di bawah Rp 200 ribu. Namun, apabila nilai isi ulangnya di atas nominal tersebut, maka nasabah dapat dikenakan biaya dengan tarif maksimal Rp 750. 

Agusman berujar batas nominal Rp 200 ribu itu ditetapkan dengan melihat bahwa rata-rata nilai Top Up dari 96 persen pengguna uang elektronik di Indonesia yang tidak lebih dari Rp 200 ribu.



Sementara, apabila isi ulang dilakukan melalui kanal bank lain maupun mitra bank, misalnya, gerai minimarket, pengguna kartu dapat dikenakan biaya maksimal Rp 1.500. Penetapan batas harga itu, kata Agusman, dimaksudkan untuk menata struktur harga yang saat ini bervariasi. "Penerbit yang saat ini telah menetapkan tarif di atas batas maksimum tersebut wajib melakukan penyesuaian," kata dia.

Dia mengatakan penetapan kebijakan skema harga berdasarkan mekanisme ceiling price atau batas atas dilakukan dalam rangka memastikan perlindungan konsumen dan pemenuhan terhadap prinsip-prinsip kompetisi yang sehat, perluasan akseptasi, efisiensi, layanan, dan inovasi.

Harapannya, kata dia, skema harga itu tidak bakal memberatkan masyarakat dan malah bisa menurunkan biaya transaksi masyarakat yang dampaknya dapat mendorong peningkatan transaksi dan perluasan akseptasi dari uang elektronik itu.

Kebijakan skema harga itu, kata Agusman dari Bank Indonesia, mulai berlaku efektif satu bulan setelah PADG GPN diterbitkan, kecuali untuk biaya Top Up On Us yang akan diberlakukan setelah penyempurnaan ketentuan uang elektronik .

Tuesday, September 19, 2017

Jelang Hasil Rapat The Fed, Wall Street Menguat | PT Kontak Perkasa

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 5:38 PM No comments
PT Kontak Perkasa | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat didorong sektor saham keuangan. Penguatan sektor saham keuangan ini terjadi jelang hasil pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 39,45 poin atau 0,18 persen ke posisi 22.370,8. Indeks saham S&P 500 naik 2,78 poin atau 0,11 persen ke posisi 2.506,65. Indeks saham Nasdaq bertambah 6,68 poin atau 0,1 persen ke posisi 6.461,32.

Pelaku pasar mengharapkan the Federal Reserve mengumumkan waktu untuk mengurangi neracanya. Selain itu, pelaku psar mengharapkan tidak ada kenaikan suku bunga the Federal Reserve. Pelaku pasar akan mencermati pernyataan pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen terutama soal inflasi untuk mencari tahu petunjuk kenaikan suku bunga the Federal Reserve pada Desember.

SIMAK JUGA : Kata Bos Bank Mandiri Soal Isi Ulang Uang Elektronik

"Tampaknya pasar menunggu pernyataan the Federal Reseve soal kondisi ekonomi dan kenaikan suku bunga di masa mendatang," ujar Ryan Detrick, Senior Market Strategist LPL Financial, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (20/9/2017).

"Jika ada tekanan neraca keuangan (the Federal Reserve), pasar bisa melakukan aksi jual. Ini bisa merugikan keuangan dan pasar secara keseluruhan lantaran tidak menyukai kepastian," tambah dia.
Enam dari 11 sektor saham di indeks S&P 500 mencatatkan level tertinggi yang salah satunya didorong sektor saham keuangan. Sektor tersebut naik 0,8 persen.

"Jika the Federal Reserve mengurangi neracanya, investor akan bertaruh kalau hal itu akan menaikkan imbal hasil surat berharga jangka panjang yang dapat dorong keuntungan bank," ujar dia.
Selain itu, sektor saham jasa telekomunikasi naik 2,3 persen didorong spekulasi merger dan akuisisi. Saham-saham yang menguat antara lain saham Verizon naik lebih dari dua persen, saham T-Mobile menanjak 5,9 persen, dan saham Sprint mendaki 6,8 persen.

Sedangkan sektor saham perawatan kesehatan bebani indeks saham. Saham United Health turun 1,8 persen. Volume perdagangan saham tercatat 5,8 miliar saham di wall street. Angka ini lebih rendah dari rata-rata harian 5,9 miliar saham.

Monday, September 18, 2017

Jelang Pertemuan The Fed, Harga Emas Turun 1 Persen

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 8:22 PM No comments

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Kontak Perkasa Futures  | Harga emas turun 1 persen pada perdagangan Senin dan menyentuh level terendah dalam dua pekan karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil surat utang AS. Penguatan dolar AS dan imbal hasil ini jelang pertemuan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Selain itu, Wall Street yang mencetak rekor tertinggi dan meredanya ketegangan di Semenanjung Korea juga membuat pelaku pasar melepas aset-aset safe haven yang sebelumnya mereka genggam.

Mengutip Reuters, Selasa (19/9/2017), harga emas di pasar spot turun 1,04 persen ke level US$ 1.305,46 per punce pada pukul 2.05 siang di London. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember yang merupakan kontrak paling aktif ditutup turun US$ 14,40 atau 1,09 persen menjadi US$ 1.310,8 per ounce.


Harga perak di pasar spot juga turun 2,63 persen ke US$ 17,117 per ounce. Sementara platinum turun 0,99 persen menjadi US$ 954,5 per ounce dan palladium naik 1,42 persen ke US$ 936,1 per ounce.

Pada 8 September lalu, harga emas sempat menyentuh level tertinggi dalam 13 bulan di level US$ 1.357,54 per ounce. Hal tersebut karena pelaku pasar mengambil posisi aman atau memborong aset-aset safe haven karena adanya ketegangan geopolitik di semenanjung Korea dan adanya hantaman Badai Harvey dan Irma di AS..

"Ada banyak spekulasi di emas pada waktu itu, tapi tampaknya sekarang sudah mulai surut," jelas analis Commerzbank Carsten Fritsch. Saat ini, pelaku pasar sedang menghitung kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga.

Para pejabat the Fed bertemu pada Selasa dan Rabu waktu setempat. Investor memperkirakan Fed akan mengumumkan rencana pemangkasan neraca keuangan yang seharusnya mendorong penguatan dolar AS dan menekan harga emas.

"Emas tidak lagi mendapat angin saat ini. Logam mulia tersebut kemungkinan akan tertekan," jelas analis INTL FCStone Edward Meir.

economic calendar


Live Economic Calendar Powered by Investing.com - The Leading Financial Portal

Most Viewed






TOP PERFORMANCE

ucapan lebaran

Site search