Kontak Perkasa Futures | Nilai tukar rupiah pada Senin sore, 16 Oktober 2017, menguat 13 poin menjadi Rp 13.485 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova, mengatakan bahwa data neraca perdagangan yang sesuai harapan pasar dengan melanjutkan tren surplus menjadi salah satu faktor positif bagi pergerakan rupiah.
"Neraca perdagangan yang surplus itu menjadi salah satu indikator kekuatan ekonomi nasional," katanya.
Ia menambahkan bahwa dengan mata uang domestik yang menguat, juga menandakan kondisi ekonomi nasional yang kondusif. Dengan begitu, aset-aset berdenominasi rupiah menjanjikan imbal hasil yang baik.
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menambahkan bahwa masih adanya pertanyaan kepastian kenaikan suku bunga The Fed pada Desember tahun ini menjadi salah satu faktor yang membebani laju dolar AS sehingga cenderung mengalami tekanan terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah.
"Di tengah ketidakpastian itu, pelaku pasar uang cenderung mengakumulasi aset-aset di negara berkembang, termasuk Indonesia karena imbal hasil yang ditawarkan cukup baik," katanya.
Senin tadi pagi, 16 Oktober 2017, nilai tukar rupiah dibuka pada posisi Rp 13.498 per dolar AS.