PT KONTAK PERKASA FUTURES - Harga emas turun 1 persen pada hari Selasa di perdagangan. Hal ini bagian dari upaya investor membukukan keuntungan setelah harga mencapai tertinggi dua minggu di awal sesi perdagangan, meskipun penurunan terbatas karena kekhawatiran tentang wabah virus di Cina.
Dikutip dari laman CNBC, Rabu (22/1/2020), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen pada USD 1,557.90 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 8 Januari di $ 1,568,35 pada awal perdagangan. Emas berjangka AS turun 0,14 persen menjadi USD 1.558,1.
"Kami telah memiliki periode kinerja yang cukup baik untuk emas dan kami memberikan break sebagian dari itu," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Dia menambahkan, harga emas kemungkinan akan bertahan dalam kisaran yang cukup ketat di sekitar USD 1.550 level untuk saat ini.
“Saya belum pernah mendengar berita apa pun yang menyarankan bahwa ini (penurunan emas) adalah semacam rangkaian perkembangan fundamental yang permanen dan struktural. Ini lebih merupakan penyesuaian terhadap downside karena alasan teknis,'" ucapnya.
Harga emas mendapat dukungan karena pasar saham global merosot akibat meningkatnya kekhawatiran tentang jenis baru virus corona di Cina. Emas naik lebih dari 6 persen sejak 6 Desember. Pada 8 Januari, emas menembus batas USD 1.600 untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh tahun terakhir karena meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran.
“Struktur bullish dalam emas belum berubah. Itu harus menembus di bawah USD 1.450 untuk mengubah tren itu,” kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS, menambahkan emas akan didukung oleh Federal Reserve AS menjaga suku bunga stabil dan meningkatkan pembelian oleh bank sentral.
Fokus sekarang cenderung beralih ke The Fed karena bertemu untuk pertemuan kebijakan pertama tahun ini pada 28-29 Januari. Suku bunga yang lebih tinggi mengangkat biaya peluang memegang non-yield bullion.