Dolar
meningkat tajam terhadap euro dalam lebih dari sepekan terakhir seiring
tanda-tanda pertumbuhan yang goyah di Eropa kontras dengan membaiknya
ekonomi AS.
Mata
uang euro turun pasca laporan menunjukkan produksi industri di eropa
merosot dan pemerintah Jerman memangkas prospek ekonomi untuk tahun ini
dan berikutnya. Pound jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama
seiring laporan menunjukkan laju inflasi Inggris turun ke level terendah
dalam lima tahun terakhir. Yen menguat terhadap sebagian besar mata
uang utama terkait permintaan aset haven, sementara dolar Kanada
mencapai level terendahnya sejak Juli 2009 lalu seiring penurunan harga
minyak mentah turun.
Dolar
menguat sebesar 0,8 persen ke level $1,2647 per euro pada pukul 3:43
sore waktu New York, gain intraday terbesar sejak 3 Oktober lalu dan
rebound dari penurunan sebesar 1 persen kemarin. Greenback naik sebesar
0,2 persen ke level 107,03 yen. Yen menguat sebesar 0,7 persen ke level
135,36 per euro.
Dolar
memangkas penurunan dari kemarin dipicu oleh Federal Reserve komentar
bahwa pertumbuhan global lebih lambat yang mungkin akan menunda kenaikan
suku bunga AS. Ekonomi AS akan meningkat sebesar 2,2 persen tahun ini
dan 3 persen pada tahun 2015 mendatang, menurut survei Bloomberg News.
Kawasan euro akan tumbuh 0,8 persen dan 1,3 persen, sementara Jepang
akan meningkat 1 persen pada 2014 dan 1,2 persen pada tahun berikutnya,
survei memprediksi. (izr)
Sumber: Bloomberg