PT Kontak Perkasa Balikpapan – Sembilan dari 11 indeks utama S&P menguat, dipimpin real estate yang naik 0,54%.
Sementara itu, saham Amazon.com naik 2% dan saham Apple bertambah 1%. Kedua saham ini membantu S&P 500 melepaskan pergerakan negatif yang sebelumnya sempat dialami selama sesi perdagangan dan menguat 0,26% pada penutupan.
Pergerakan indeks saham acuan AS tersebut sebelumnya terdampak kekhawatiran menjelang rilis data inflasi AS. Investor fokus pada data inflasi yang akan dirilis hari ini waktu setempat, yang dapat melemahkan pemulihan pasar saat ini ataupun kenaikan lanjutan.
Menurut para investor, data harga konsumen dan penjualan ritel AS yang akan dirilis menjadi kunci terhadap pergerakan saham dalam jangka pendek.
Data harga konsumen AS dapat menghidupkan kembali kekhawatiran seputar inflasi dan kenaikan suku bunga yang lebih cepat. Ini adalah kekhawatiran sama yang memicu aksi jual meluas di pasar ekuitas global pekan lalu, pasca rilis data pekerjaan AS.
Rob Haworth, pakar strategi investasi senior di US Bank Wealth Management, mengatakan pemulihan pasar dari awal yang negatif di awal sesi adalah pertanda baik, namun tetap terlalu cepat untuk memprediksi tingkat pengembalian pasar terhadap stabilitas.
“Kami pikir kita akan ada volatilitas untuk beberapa hari perdagangan setidaknya, saat pasar memilah apa yang sebenarnya sedang terjadi,” kata Haworth, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/2/2018).
Di antara pendongkrak terbesar adalah saham peritel pakaian olahraga Under Armour, yang naik lebih dari 17,36% setelah melaporkan penjualan kuartalan yang kuat.
Saham AmerisourceBergen naik 9,30% setelah Wall Street Journal melaporkan Walgreens berusaha membeli distributor obat tersebut.
Turut mendukung pergerakan Wall Street adalah komentar Ketua Fed wilayah Cleveland Loretta Mester. Menurutnya, aksi jual dan lonjakan volatilitas di pasar baru-baru ini tidak akan merusak prospek ekonomi secara keseluruhan.
BACA JUGA :