English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
STRIVE FOR SOLID FUTURES

Thursday, September 28, 2017

Bank Indonesia: Pelemahan Rupiah Dipicu Sentimen dari Amerika

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 6:40 PM No comments
Bank Indonesia: Pelemahan Rupiah Dipicu Sentimen dari Amerika
PT Kontak Perkasa Futures Bank Indonesia (BI) menilai melemahnya kurs rupiah sejak beberapa hari lalu disebabkan oleh reaksi pasar menyusul rencana pemerintah Amerika Serikat menurunkan pajak dan pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika yang cenderung hawkish tentang membaiknya perekonomian di Amerika.

"Penyebabnya lebih karena menguatnya dolar Amerika yang antara lain disebabkan oleh pernyataan Yellen yang cenderung hawkish dan rencana reformasi pajak Amerika," kata Asisten Gubernur BI Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, Dody Budi Waluyo.
Menurut dia, sentimen dari Amerika itu tidak hanya melemahkan rupiah, tapi juga sebagian besar mata uang negara-negara di kawasan Asia. Kurs rupiah yang menurun 0,45 persen masih lebih baik dibandingkan dengan yen Jepang yang melemah 0,60 persen.

Analis Monex Investindo Futures, Agus Chandra, mengatakan rencana pemangkasan pajak oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump diyakini pasar dapat memicu pertumbuhan dan tingkat investasi di Amerika.


Selain itu, menurut Agus, nada hawkish dari Gubernur The Fed Janet Yellen untuk menaikkan suku bunganya pada akhir tahun ini turut menjadi sentimen positif bagi dolar Amerika di pasar valas.

"Dolar Amerika menguat dipicu pernyataan Janet Yellen yang membuka peluang kenaikan suku bunganya," kata Agus.

Hawkish adalah komentar atau pernyataan yang tegas atau agresif terhadap perkiraan positif pertumbuhan ekonomi (pasar tenaga kerja, tingkat pengangguran, daya beli konsumen, produksi manufaktur, dan lain-lain) serta inflasi yang sering kali berdampak atau terkait dengan tingkat suku bunga.

Pada pembukaan pasar Kamis pagi ini, 28 September 2017, nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp 13.547 per dolar Amerika.

Kurs jual berada di level Rp 13.531 per dolar Amerika, sedangkan kurs beli berada di level Rp 13.397 per dolar Amerika. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp 134.
Di pasar spot, Kamis siang ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp 13.549 per dolar Amerika.

Wednesday, September 27, 2017

iPhone 8 Kurang Menjual, Ini Kata Analis Apple | PT Kontak Perkasa

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 5:42 PM No comments

PT Kontak Perkasa  | Apakah penjualan Apple iPhone 8 dan iPhone 8 Plus yang baru diluncurkan buruk? Tergantung bagaimana Anda melihatnya.

Menurut analis Apple yang sering kali akurat Ming-Chi Kuo, melalui MacRumors, penjualan iPhone 8 dan 8 Plus tidak memuaskan karena banyak pembeli potensial bertahan untuk iPhone X.

Kuo pada dasarnya setuju dengan penilaian lain bahwa penjualan iPhone 8 dan 8 Plus lemah dibandingkan model sebelumnya, namun menurutnya pasar "sangat negatif" secara keseluruhan.
Menurut Kuo, penjualan iPhone 8 dan 8 Plus hampir setengah dari penjualan iPhone 7 dan 7 Plus, atau bahkan 6S dan 6S Plus. Tapi hal itu wajar, karena Apple menghitung separuh dari penjualannya berasal dari iPhone X, dan perangkat itu tidak akan tersedia sampai 3 November.

Survei awal Mashable di beberapa toko Apple pada hari peluncuran telah menunjukkan bahwa kemeriahan seputar iPhone 8 dan 8 Plus tidak seperti kegembiraan yang biasa terjadi dengan iPhone baru.

Kuo mengklaim bahwa orang-orang yang biasanya berkemah di depan toko Apple untuk mendapatkan iPhone baru adalah penggemar fanatik dan pengguna berat Apple, dan mereka adalah tipe orang yang ingin membeli iPhone X baru yang menarik, bukan iPhone 8.


Jadi, apakah semuanya baik untuk Apple? Tidak terlalu. Ada beberapa laporan yang semakin kuat bahwa iPhone X akan sangat kekurangan pasokan saat diluncurkan, dan bahkan dalam beberapa minggu dan bulan setelahnya. Jika Apple tidak dapat membuat cukup iPhone X untuk memenuhi permintaan liburan yang biasanya tinggi, penjualannya akan buruk.

Tuesday, September 26, 2017

Dolar AS Menguat, Rupiah Turun Dua Poin | PT Kontak Perkasa Futures

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 5:37 PM No comments
PT Kontak Perkasa Futures | Nilai tukar rupiah Selasa pagi, 26 September 2017, bergerak melemah tipis sebesar dua poin menjadi Rp 13.326 per dolar Amerika Serikat (AS).


image: https://video.unrulymedia.com/native/opt-out-icon2.png

"Dolar AS menguat menyusul masih adanya potensi kenaikan suku bunga AS pada tahun ini," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Selasa, 26 September 2017.

Ia mengemukakan bahwa Presiden Fed New York, William Dudley, menyatakan The Fed berada di jalur untuk kenaikan suku bunga bertahap mengingat faktor yang melemahkan inflasi "memudar" dan fundamental ekonomi AS mulai terlihat membaik.

Kendati demikian, lanjut Ariston, penguatan dolar AS terhadap mata uang dunia, termasuk rupiah, masih cenderung terbatas di tengah harga minyak mentah dunia yang meningkat.


"Mata uang komoditas seperti rupiah masih mendapatkan dukungan dari kenaikan harga minyak mentah sehingga pelemahannya terbatas," katanya.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,06 persen menjadi 52,25 per barel, dan Brent Crude naik 0,56 persen menjadi 59,35 per barel.

Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, menambahkan bahwa nilai tukar rupiah cenderung masih bergerak mendatar. Pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-day Reverse Repo Rate) menjadi salah satu faktornya.

"Sebagian pelaku pasar kembali melakukan kalkulasi pasca kebijakan Bank Indonesia itu," katanya.
Pada Senin sore, 25 September 2017, nilai tukar rupiah bergerak menguat tipis sebesar empat poin menjadi Rp 13.308 per dolar AS.



Monday, September 25, 2017

Aksi Pelaku Pasar Uang Kuatkan Rupiah Empat Poin

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 5:57 PM No comments
Kontak Perkasa Futures | Nilai tukar rupiah pada Senin sore, 25 September 2017, bergerak menguat tipis sebesar empat poin menjadi Rp 13.308 per dolar Amerika Serikat (AS). Analis dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong, di Jakarta, hari ini, 25 September, mengatakan nilai tukar rupiah bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat tipis terhadap dolar AS menyusul sebagian pelaku pasar uang kembali melakukan kalkulasi arah investasinya setelah pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-day reverse repo rate).
"Instrumen investasi seperti obligasi dan saham di dalam negeri bakal lebih menarik," katanya.

Menurut Lukman Leong, imbal hasil surat utang atau obligasi masih cukup tinggi sehingga masih diminati investor. Sedangkan saham juga akan semakin menarik karena kebijakan Bank Indonesia akan membuat suku bunga deposito menjadi lebih rendah sehingga instrumen saham akan cenderung diburu investor.


Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20 dan 22 September 2017 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day reverse repo rate sebesar 25 bps dari 4,50 persen menjadi 4,25 persen

Ia menambahkan, potensi rupiah untuk menguat lebih tinggi juga masih terbuka, mengingat pemangkasan BI 7-day reverse repo rate memberikan sinyal stabilitas pada inflasi di dalam negeri.

Sedangkan, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin, 25 September, mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp 13.305 per dolar AS.


Sunday, September 24, 2017


PT Kontak Perkasa  | Analis Binaartha Securitas Reza Priyambada memprediksi pergerakan Rupiah dapat kembali bergerak variatif melemah. Hal tersebut dilihat dari belum adanya sentimen yang secara positif signifikan membuat laju Rupiah dapat berbalik positif.

"Meski suku bunga acuan BI telah diturunkan dengan harapan dapat mengakomodir kondisi makroekonomi Indonesia serta memperbaiki tingkat konsumsi masyarakat namun, tampaknya belum berimbas pada Rupiah," kata Reza Priyambada, 23 September 2017.
Sebelumnya suku bunga Bank Indonesia mengalami penurunan dari 4,5 persen ke 4,25 persen. Adanya penurunan ini diharapkan dapat menjadi katalis positif bagi pasar ekuitas meskipun di sisi lain, pergerakan pasar valas terutama Rupiah belum tentu akan ikut menguat.


"Penurunan tersebut kemungkinan dianggap BI untuk mengakomodir kondisi makroekonomi yang ada saat ini dimana membutuhkan stimulus moneter untuk dapat menjaga pertumbuhan, terutama dari tingkat konsumsi masyarakat," kata Reza.

Menurut Reza, perlu mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat menghalangi potensi penguatan lanjutan pada Rupiah, terutama dari imbas rilis data-data ekonomi di pekan depan. Diperkirakan laju Rupiah akan berada pada rentang support 13.347 dan resisten 13.300.

HENDARTYO HANGGI


PT Kontak Perkasa 

Thursday, September 21, 2017

Ilustrasi e-money. shutterstock.com
PT Kontak Perkasa FuturesBank Indonesia menerbitkan Peraturan Anggota Dewan Gubernur No.19/10/PADG/2017 tanggal 20 September 2017 tentang Gerbang Pembayaran Nasional/National Payment Gateway (PADG GPN). Di dalamnya, telah tercakup soal tarif isi ulang uang elektronik atau e-money.

"Bank Indonesia menetapkan kebijakan skema harga guna memastikan berjalannya interkoneksi dan interoperabilitas dalam ekosistem gerbang pembayaran nasional," ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman Zainal dalam keterangan tertulis, Kamis, 21 September 2017.

Dalam peraturan ini, Bank Indonesia membagi skema isi ulang uang elektronik menjadi dua jenis, yaitu Top Up On Us (pengisian ulang yang dilakukan melalui kanal pembayaran milik penerbit kartu) dan Top Up Off Us (pengisian ulang yang dilakukan melalui kanal pembayaran milik penerbit kartu yang berbeda atau mitra).

Apabila melakukan isi ulang di kanal pembayaran milik bank penerbit, masyarakat tidak bakal dikenai biaya selama mengisi ulang untuk nilai di bawah Rp 200 ribu. Namun, apabila nilai isi ulangnya di atas nominal tersebut, maka nasabah dapat dikenakan biaya dengan tarif maksimal Rp 750. 

Agusman berujar batas nominal Rp 200 ribu itu ditetapkan dengan melihat bahwa rata-rata nilai Top Up dari 96 persen pengguna uang elektronik di Indonesia yang tidak lebih dari Rp 200 ribu.



Sementara, apabila isi ulang dilakukan melalui kanal bank lain maupun mitra bank, misalnya, gerai minimarket, pengguna kartu dapat dikenakan biaya maksimal Rp 1.500. Penetapan batas harga itu, kata Agusman, dimaksudkan untuk menata struktur harga yang saat ini bervariasi. "Penerbit yang saat ini telah menetapkan tarif di atas batas maksimum tersebut wajib melakukan penyesuaian," kata dia.

Dia mengatakan penetapan kebijakan skema harga berdasarkan mekanisme ceiling price atau batas atas dilakukan dalam rangka memastikan perlindungan konsumen dan pemenuhan terhadap prinsip-prinsip kompetisi yang sehat, perluasan akseptasi, efisiensi, layanan, dan inovasi.

Harapannya, kata dia, skema harga itu tidak bakal memberatkan masyarakat dan malah bisa menurunkan biaya transaksi masyarakat yang dampaknya dapat mendorong peningkatan transaksi dan perluasan akseptasi dari uang elektronik itu.

Kebijakan skema harga itu, kata Agusman dari Bank Indonesia, mulai berlaku efektif satu bulan setelah PADG GPN diterbitkan, kecuali untuk biaya Top Up On Us yang akan diberlakukan setelah penyempurnaan ketentuan uang elektronik .

Tuesday, September 19, 2017

Jelang Hasil Rapat The Fed, Wall Street Menguat | PT Kontak Perkasa

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 5:38 PM No comments
PT Kontak Perkasa | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat didorong sektor saham keuangan. Penguatan sektor saham keuangan ini terjadi jelang hasil pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa (Rabu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 39,45 poin atau 0,18 persen ke posisi 22.370,8. Indeks saham S&P 500 naik 2,78 poin atau 0,11 persen ke posisi 2.506,65. Indeks saham Nasdaq bertambah 6,68 poin atau 0,1 persen ke posisi 6.461,32.

Pelaku pasar mengharapkan the Federal Reserve mengumumkan waktu untuk mengurangi neracanya. Selain itu, pelaku psar mengharapkan tidak ada kenaikan suku bunga the Federal Reserve. Pelaku pasar akan mencermati pernyataan pimpinan the Federal Reserve Janet Yellen terutama soal inflasi untuk mencari tahu petunjuk kenaikan suku bunga the Federal Reserve pada Desember.

SIMAK JUGA : Kata Bos Bank Mandiri Soal Isi Ulang Uang Elektronik

"Tampaknya pasar menunggu pernyataan the Federal Reseve soal kondisi ekonomi dan kenaikan suku bunga di masa mendatang," ujar Ryan Detrick, Senior Market Strategist LPL Financial, seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (20/9/2017).

"Jika ada tekanan neraca keuangan (the Federal Reserve), pasar bisa melakukan aksi jual. Ini bisa merugikan keuangan dan pasar secara keseluruhan lantaran tidak menyukai kepastian," tambah dia.
Enam dari 11 sektor saham di indeks S&P 500 mencatatkan level tertinggi yang salah satunya didorong sektor saham keuangan. Sektor tersebut naik 0,8 persen.

"Jika the Federal Reserve mengurangi neracanya, investor akan bertaruh kalau hal itu akan menaikkan imbal hasil surat berharga jangka panjang yang dapat dorong keuntungan bank," ujar dia.
Selain itu, sektor saham jasa telekomunikasi naik 2,3 persen didorong spekulasi merger dan akuisisi. Saham-saham yang menguat antara lain saham Verizon naik lebih dari dua persen, saham T-Mobile menanjak 5,9 persen, dan saham Sprint mendaki 6,8 persen.

Sedangkan sektor saham perawatan kesehatan bebani indeks saham. Saham United Health turun 1,8 persen. Volume perdagangan saham tercatat 5,8 miliar saham di wall street. Angka ini lebih rendah dari rata-rata harian 5,9 miliar saham.

Monday, September 18, 2017

Jelang Pertemuan The Fed, Harga Emas Turun 1 Persen

Posted by PT KONTAK PERKASA FUTURES BALIKPAPAN On 8:22 PM No comments

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Kontak Perkasa Futures  | Harga emas turun 1 persen pada perdagangan Senin dan menyentuh level terendah dalam dua pekan karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil surat utang AS. Penguatan dolar AS dan imbal hasil ini jelang pertemuan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Selain itu, Wall Street yang mencetak rekor tertinggi dan meredanya ketegangan di Semenanjung Korea juga membuat pelaku pasar melepas aset-aset safe haven yang sebelumnya mereka genggam.

Mengutip Reuters, Selasa (19/9/2017), harga emas di pasar spot turun 1,04 persen ke level US$ 1.305,46 per punce pada pukul 2.05 siang di London. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember yang merupakan kontrak paling aktif ditutup turun US$ 14,40 atau 1,09 persen menjadi US$ 1.310,8 per ounce.


Harga perak di pasar spot juga turun 2,63 persen ke US$ 17,117 per ounce. Sementara platinum turun 0,99 persen menjadi US$ 954,5 per ounce dan palladium naik 1,42 persen ke US$ 936,1 per ounce.

Pada 8 September lalu, harga emas sempat menyentuh level tertinggi dalam 13 bulan di level US$ 1.357,54 per ounce. Hal tersebut karena pelaku pasar mengambil posisi aman atau memborong aset-aset safe haven karena adanya ketegangan geopolitik di semenanjung Korea dan adanya hantaman Badai Harvey dan Irma di AS..

"Ada banyak spekulasi di emas pada waktu itu, tapi tampaknya sekarang sudah mulai surut," jelas analis Commerzbank Carsten Fritsch. Saat ini, pelaku pasar sedang menghitung kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga.

Para pejabat the Fed bertemu pada Selasa dan Rabu waktu setempat. Investor memperkirakan Fed akan mengumumkan rencana pemangkasan neraca keuangan yang seharusnya mendorong penguatan dolar AS dan menekan harga emas.

"Emas tidak lagi mendapat angin saat ini. Logam mulia tersebut kemungkinan akan tertekan," jelas analis INTL FCStone Edward Meir.

Sunday, September 17, 2017

Ilustrasi mata uang rupiah. REUTERS/Beawiharta
PT kontak perkasa Futures  | Setelah tiga hari mengalami pelemahan dalam perdagangan, nilai tukar rupiah akhirnya berhasil kembali menguat pada akhir perdagangan hari Jumat, 15 September 2017. Rupiah ditutup menguat 0,08 persen atau 11 poin di level Rp 13.240 per dolar Amerika Serikat (AS).

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.227–Rp 13.270 per dolar AS.

Rupiah menguat di saat mayoritas kurs lain di kawasan Asia menguat, dipimpin oleh ringgit Malaysia yang naik 0,38 persen dan renminbi Cina yang menguat 0,25 persen.

Adapun yen Jepang melemah paling signifikan sebesar 0,63 persen atau 0,70 poin ke level 110,94 yen per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS terkoreksi pada perdagangan hari ini meski rilis data inflasi Agustus menunjukkan hasil yang lebih baik daripada prediksi.

Baca

Hadapi Tekanan Washington, Kuwait Usir Duta Besar Korea Utara


Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terkoreksi 0,21 persen atau 0,189 poin ke 91,935 pada pukul 16.47 WIB.

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS, indeks harga konsumen (IHK) meningkat 0,4 persen pada bulan Agustus dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom).

Angka ini lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,3 persen dan angka bulan sebelumnya yang hanya 0,1 persen. Dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, IHK naik 1,9 persen.

Sireen Harajli, pakar valuta asing di Mizuho mengatakan tekanan inflasi masih lemah dan pasar terus memiliki banyak keraguan apakah The Fed akan melakukan langkah tersebut pada Desember.

Pada Jumat pagi tadi, 15 September 2017, nilai tukar rupiah dibuka dengan pelemahan sebesar 0,30 persen atau 39 poin di level Rp 13.240 per dolar AS.

Friday, September 15, 2017


PT Kontak Perkasa | Badan Pusat Statistik mencatat nilai tukar (kurs) Rupiah di 34 provinsi di Indonesia mengalami pelemahan (depresiasi) terhadap seluruh mata uang dunia yang beredar di tanah air. Beberapa di antaranya yakni dolar Amerika (USD), dolar Australia (AUD), euro (EUR), dan Yen Jepang (JPY).

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Dodi Budi Waluyo mengatakan pelemahan mata uang Rupiah pada Agustus dipengaruhi oleh faktor eksternal, salah satunya membaiknya ekonomi Amerika Serikat.


BACA JUGA : 

Lowongan kerja PLN diserbu, tiap hari 760 orang kirim lamaran



"Statement dari pada amerika sendiri yang relatif dovish dari pejabat Fednya. Kemudian dari indikator Amerika sendiri yang juga belum menunjukkan tren yang membaik," ujar Dody saat ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Jakarta, Jumat (15/9).

Dody menambahkan, sejauh ini Bank Indonesia sebenarnya tetap menjaga level Rupiah yang kompetitif sesuai dengan nilai fundamentalnya. Kendati demikian, BI tidak memiliki target fundamental nilai tukar Rupiah terhadap mata uang lain. 

"Sejauh ini kita masih masuk dalam level fundamental. Kita tidak punya target level. Tapi dalam operasional kita, kita terus jaga di suatu range tertentu," pungkasnya.


Wednesday, September 13, 2017


PLTU Suralaya di Cilegon, Banten. Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi J. Purwono menyatakan PLN akan membeli batu bara dari hasil inkind (pembayaran royalti dalam bentuk barang) sesuai harga pasar (18/11). Foto : TEMPO/Santirta M
PT Kontak Perkasa Futures | PT PLN (Persero) meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral merombak formula harga jual batu bara. Perusahaan menilai patokan pembelian emas hitam berdasarkan harga acuan saat ini membuat biaya produksi listrik tinggi.

“Alokasi batu bara domestik semestinya tidak memakai patokan harga batu bara acuan (HBA). Itu cukup memberatkan kami. Pemerintah bisa melakukan perubahan,” ucap Kepala Divisi Batu Bara PLN Harlen kepada Tempo, Selasa, 12 September 2017.

Harlen mengatakan perubahan harga batu bara bisa berlaku untuk kewajiban pasar domestik (domestic market obligation/DMO) yang ditetapkan pemerintah kepada perusahaan pertambangan. Setiap tahun, Kementerian Energi mengalokasikan batu bara untuk diserap di dalam negeri minimal 20 persen dari produksi total.

PLN mengusulkan harga batu bara DMO menggunakan formula biaya produksi ditambah keuntungan yang wajar. Dengan begitu, PLN bisa menakar ongkos yang dikeluarkan untuk membangkitkan listrik.

Skema harga ini sebenarnya sudah berlaku untuk batu bara khusus pembangkit listrik tenaga uap mulut tambang. Konsep itu termuat dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 10 Tahun 2016 yang disahkan April tahun lalu. 

Namun pembahasan regulasi berjalan alot lantaran PLN meminta formula harga yang rendah. Adapun Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) meminta sebaliknya.

Pemerintah akhirnya menuruti permintaan PLN dengan menurunkan komponen biaya pengupasan dan sisa galian tambang (overburden). Ongkos produksi per tonnya juga mengalami perubahan.


Harlen memprediksi kebutuhan batu bara PLN mencapai 85 juta ton tahun ini. Angka tersebut melebihi alokasi batu bara domestik yang diberikan pemerintah untuk PLTU milik PLN sebanyak 66,8 juta ton. Dengan volume sebesar itu, menurut dia, kenaikan harga batu bara akan sangat mempengaruhi biaya pembangkitan setrum. “Pemerintah bisa meniru kebijakan DMO minyak dan gas bumi yang memberikan diskon untuk penyerapan dalam negeri,” ujarnya.

Bulan ini, Kementerian Energi mematok harga batu bara acuan US$ 92,03 per ton. Angka itu tergolong tinggi dibanding harga patokan pada Januari lalu sebesar US$ 86,23 per ton. Kenaikan harga terjadi karena produksi batu bara Australia terganggu oleh bencana topan Debbie. 

Penguatan harga terjadi sejak akhir tahun lalu ketika pemerintah Cina menutup seribu tambang bermasalah dan mengurangi jam kerja dari 330 hari per tahun menjadi 276 hari per tahun. Cina dan Australia adalah penambang batu bara terbesar di dunia.

ROBBY IRFANY ( tempo.com)

economic calendar


Live Economic Calendar Powered by Investing.com - The Leading Financial Portal

Most Viewed






TOP PERFORMANCE

ucapan lebaran

Site search