Kontak Perkasa Futures | Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan segera menyusun langkah pengendalian strategis untuk pembangunan konstruksi jalan tol. Salah satunya dipicu oleh ambruknya girder proyek tol Pasuruan-Probolinggo, Jawa Timur, hari ini.
Tak hanya itu, kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, menyebutkan sebelumnya juga ada kejadian ambruknya jembatan penyeberangan di jalan tol Bocimi pada 22 September 2017 lalu. "Penyusunan langkah pengendalian strategis diperlukan agar kejadian tidak berulang," ujarnya kepada Tempo di Jakarta, Ahad, 29 Oktober 2017.
Baca:
Dorong Startup di Indonesia, Google Latih 1.200 Developer Lokal
Arie menjelaskan, insiden pertama terjadi saat jembatan tol Bocimi ambruk pada bulan lalu. "Dan hari ini girder proyek tol di Grati, Pasuruan juga jatuh, dan menyebabkan satu orang pekerja meninggal dan dua lainnya, terluka," katanya.
Kejadian ambruknya jembatan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) terletak di Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringing, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada akhir September lalu, kata Arie, menyebabkan satu orang pekerja tewas. Sementara pagi hari ini sekitar pukul 09.00 girder proyek tol Pasuruan-Probolinggo, Jawa Timur, ambruk. Kedua proyek itu masing-masing ditangani oleh PT Waskita Toll Road, anak usaha PT Waskita Karya Tbk. (Persero).
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Shastia Hadiarti mengatakan pihaknya bersama instansi terkait masih melakukan investigasi. "Penyebabnya sedang diinvestigasi," kata Shastia saat dihubungi Tempo.
Shastia menuturkan timnya juga sedang mengkaji ambruknya konstruksi tol Pasuruan-Probolinggo yang menewaskan satu orang perkerja, dengan ambruknya konstruksi jembatan di Tol Bocimi yang juga menewaskan seorang pekerja. "Sementara sedang kami kaji apakah penyebabnya sama atau tidak," tuturnya. "Yang jelas kami selalu mengkaji dan memperbaharui aspek K3LMP (Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan Pengamanan) di masing-masing proyeknya."