PT KONTAK PERKASA - Produksi minyak mentah OPEC naik pada Agustus ke level tertinggi tahun ini karena pemulihan dalam output Libya mengimbangi penurunan ekspor Iran karena sanksi AS.
Dilansir Bloomberg, ke-15 anggota OPEC, yang sekarang termasuk Republik Kongo, secara kolektif menghasilkan 32,74 juta barel per hari bulan lalu, meningkat 420.000 barel per hari dari Juli, menurut survei Bloomberg News terhadap sejumlah analis, perusahaan minyak dan data pelacakan kapal.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu-sekutunya sepakat pada Juni untuk meningkatkan output gabungan sebesar 1 juta barel per hari untuk memenuhi permintaan konsumen dan mencegah kenaikan harga yang tajam. Langkah ini juga sejalan dengan Presiden AS Donald Trump yang mendesak OPEC untuk bertindak untuk mencegah kenaikan lebih lanjut.
Libya adalah penyumbang terbesar kenaikan output di antara anggota OPEC lainnya, memompa 970.000 barel per hari bulan lalu dibandingkan dengan 660.000 barel per hari pada bulan Juli.
Ladang minyak terbesar di negara itu, Sharara, telah memulai kembali aktivitasnya setelah terhenti menyusul peristiwa penculikan. Meskipun pemulihan Libya meningkatkan produksi minyak gabungan OPEC, negara itu tetap menjadi pemasok yang tidak dapat diandalkan karena perselisihan sipil terus mengganggu industri perminyakannya.
Peningkatan produksi terbesar kedua berasal dari Irak dan Uni Emirat Arab yang masing-masing menaikkan produksi minyak harian sebesar 80.000 barel bulan lalu.
Di sisi lain, Iran mengalami penurunan produksi terbesar mencapai 240.000 barel per hari, mendorong produksinya turun menjadi 3,5 juta barel per hari. Meskipun sanksi tidak berlaku secara resmi hingga November, Iran sudah melihat pelanggan melarikan diri saat AS setelah Trump menghentikan perjanjian nuklir 2015 dengan negara tersebut.
Eksportir utama OPEC, Arab Saudi meningkatkan produksinya sebesar 20.000 barel per hari pada Agustus dari 10,37 juta barel per hari sebulan sebelumnya. Saudi telah mengindikasikan akan meningkatkan output yang jauh lebih besar pada bulan Juli, tetapi menahannya setelah tidak dapat menemukan pembeli yang cukup untuk meningkatkan produksi minyak mentah.
Rusia, yang bekerja sama dengan OPEC bersama dengan beberapa negara non-anggota lainnya, terus memompa mendekati level tertinggi pasca-Soviet bulan lalu karena menuai keuntungan dari kesepakatan pelonggaran output pada Juni.
Rusia menghasilkan rata-rata 11,21 juta barel per hari minyak mentah pada bulan Agustus, menurut data yang dikirimkan unit CDU-TEK dari Kementerian Energi Rusia yang diterima Bloomberg.
BACA JUGA : Minyak Melonjak, Harga Batu Bara Lanjut Menguat