PT KONTAK PERKASA - Harga Minyak berjangka naik pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) dan menarik kembali beberapa kerugian yang dialami di sesi sebelumnya. Namun kembali melonjaknya kasus COVID-19 di beberapa negara merusak harapan untuk pemulihan yang stabil dalam permintaan minyak secara global.
Dikutip dari CNBC, Kamis (10/9/2020), harga minyak mentah Brent naik USD 1,21 atau 3 persen menjadi USD 40,99 per barel. Harga minyak patokan tunia ini turun lebih dari 5 persen pada perdagangan Selasa jatuh di bawah USD 40 per barel untuk pertama kalinya sejak Juni.
Sementara harga minyak mentah AS naik USD 1,29, atau 3,5 persen ke level USD 38,05 per barel, setelah jatuh hampir 8 persen di sesi sebelumnya.
Itu mengangkat tolok ukur utama harga minyak dari level hari Selasa di dekat posisi terendah dalam tiga bulan. Harga minyak turun minggu ini setelah perusahaan minyak negara Arab Saudi Aramco memangkas harga jual resmi bulan Oktober untuk minyak ringan Arabnya, tanda pelemahan permintaan.
“Ketika produsen Timur Tengah yang kuat bersedia menjual dengan harga yang lebih rendah, wajar jika pasar global panik dan mengikuti,” kata Paola Rodriguez-Masiu, Analis Pasar Minyak Senior Rystad Energy.
Krisis kesehatan global terus berkobar dengan kasus virus Corona yang meningkat di India, Inggris Raya, Spanyol, dan beberapa bagian Amerika Serikat. Wabah tersebut mengancam memperlambat pemulihan ekonomi global dan mengurangi permintaan bahan bakar dari gas penerbangan hingga diesel.
“Fundamental pasar minyak dalam jangka pendek terlihat lemah, pemulihan permintaan rapuh, persediaan dan kapasitas cadangan tinggi, dan margin penyulingan rendah,” kata Morgan Stanley.
Rekor pemotongan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+ telah membantu mendukung harga minyak. Tetapi dengan angka ekonomi suram yang dilaporkan hampir setiap hari, prospek permintaan minyak tetap suram.