Ya, dia baru saja menyabet trofi PFA Player of The Year musim 2016/17. Hebatnya lagi, Kante mengalahkan rekan satu timnya yang menjadi unggulan, Eden Hazard.
Menjadi pemain terbaik Premier League, Kante mengaku tak percaya. Dia tak menyangka bisa mendapatkan gelar individu prestisius yang diincar seluruh pemain Premier League.
"Bisa terpilih sebagai pemain terbaik punya makna berarti bagi saya. Dunia telah memilih dan sudah dua musim saya merasakan hal yang indah," kata Kante seperti dilansir Sky Sports.
"Pertama, bersama Leicester City saat juara Premier League. Kemudian, saya dan rekan-rekan berada dalam performa terbaik bersama Chelsea. Menjadi pemain terbaik, sebuah kehormatan," lanjutnya.
Gelandang 26 tahun tersebut dipilih oleh voters yang hadir di Grosvenor Hotel. Voters menganggap Kante sebagai salah satu pemain paling bersinar di sepanjang musim 2016/17.
Sejak awal kedatangannya, Kante memang memikat perhatian publik sepakbola Inggris. Gaya mainnya tak kenal lelah dikombinasikan dengan kecerdasan tingkat tinggi, membuat Kante menjadi gelandang yang komplet.
Gaya main Kante, disebut oleh jurnalis Prancis, Julien Laurens, tak terlepas dari kehidupan masa kecilnya yang keras.
"Dia menjadi pemungut sampah dan ibunya petugas bersih-persih. Dia menilai jika kerja keras merupakan jalan untuk meraih sesuatu yang diinginkan," ungkap Laurens.