Zeljku Nosicu, seorang pria di Kroasia menuntut dokter bedahnya karena, setelah operasi, bagian penisnya berkurang sampai 7 sentimeter.
Zeljku, sebelumnya didiagnosis mengalami penyakit peyronie, kondisi yang menyebabkan lengkungan drastis pada penisnya. Penyakit itu membuat pria berusia 57 tahun ini sulit ereksi dan hubungan seks jadi menyakitkan.
Menurut situs WebMD, penyakit peyronie terjadi ketika jaringan parut atau plak terbentuk di dalam penis sehingga penis melengkung.
Belum jelas penyebab pasti parut tersebut, walau menurut beberapa ahli biasanya disebabkan cedera pasca-trauma atau penggunaan obat tertentu.
Penyakit tersebut bisa diobati dengan pil atau injeksi. Namun, jika kedua cara itu tidak berhasil menghilangkan plak, baru dilakukan operasi.
Pada kasus Nosicu, ia baru menyadari ada keanehan pada alat vitalnya itu setelah operasi.
Pria tersebut kini menuntut sang dokter dan mengklaim bahwa ia tidak diberi informasi yang jelas mengenai kemungkinan yang akan terjadi pasca-operasi.
"Dokter bedah seharusnya mengobati pasien, tapi ini saya malah kehilangan separuh penis," kata dia.
Walau Nosicu mengklaim tidak diberi penjelasan, tetapi menurut beberapa literatur, operasi penyakit peyronie memang bisa membuat sebagian penis terpotong. Hal ini memang sering dikeluhkan para pasien.
Kasus Nosicu bukan yang pertama. Sebelumnya pada tahun 2011 seorang pria Kanada juga menjalani operasi untuk mengatasi patah tulang pada penis. Setelah bangun dari operasinya, ia juga kaget mendapati bagian penisnya terpotong 2 cm.
PT Kontak Perkasa Futures
Zeljku, sebelumnya didiagnosis mengalami penyakit peyronie, kondisi yang menyebabkan lengkungan drastis pada penisnya. Penyakit itu membuat pria berusia 57 tahun ini sulit ereksi dan hubungan seks jadi menyakitkan.
Menurut situs WebMD, penyakit peyronie terjadi ketika jaringan parut atau plak terbentuk di dalam penis sehingga penis melengkung.
Belum jelas penyebab pasti parut tersebut, walau menurut beberapa ahli biasanya disebabkan cedera pasca-trauma atau penggunaan obat tertentu.
Penyakit tersebut bisa diobati dengan pil atau injeksi. Namun, jika kedua cara itu tidak berhasil menghilangkan plak, baru dilakukan operasi.
Pada kasus Nosicu, ia baru menyadari ada keanehan pada alat vitalnya itu setelah operasi.
PT KONTAK PERKASA FUTURES : Ia sangat kaget karena hampir separuh penisnya terpotong.
Pria tersebut kini menuntut sang dokter dan mengklaim bahwa ia tidak diberi informasi yang jelas mengenai kemungkinan yang akan terjadi pasca-operasi.
"Dokter bedah seharusnya mengobati pasien, tapi ini saya malah kehilangan separuh penis," kata dia.
Walau Nosicu mengklaim tidak diberi penjelasan, tetapi menurut beberapa literatur, operasi penyakit peyronie memang bisa membuat sebagian penis terpotong. Hal ini memang sering dikeluhkan para pasien.
Kasus Nosicu bukan yang pertama. Sebelumnya pada tahun 2011 seorang pria Kanada juga menjalani operasi untuk mengatasi patah tulang pada penis. Setelah bangun dari operasinya, ia juga kaget mendapati bagian penisnya terpotong 2 cm.
PT Kontak Perkasa Futures