PT KONTAK PERKASA FUTURES - Pergerakan tiga indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) di bursa Wall Street kompak berakhir menguat pada perdagangan Senin (7/5/2018), didorong penguatan saham Apple selama enam hari berturut-turut serta lonjakan harga minyak ke level tertingginya sejak 2014.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 0,39% di level 24.357,32, indeks S&P 500 naik 0,35% di 2.672,63, sedangkan indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 0,77% di level 7.265,21.
Indeks energi S&P berakhir 0,18% lebih tinggi, meskipun mengikis kenaikan yang lebih besar sebelumnya setelah Presiden AS Donald Trump mencuit bahwa pada Selasa (8/5/2018) ia akan mengumumkan keputusannya tentang apakah akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.
Trump telah mengancam akan menarik diri dari perjanjian tersebut, yang berisikan persetujuan Iran untuk membatasi aktivitas nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi, kecuali para delegasi Eropa memperbaiki apa yang Trump sebut kelemahan dalam perjanjian itu.
Saham energi reli pada awal sesi karena masalah bagi perusahaan minyak Venezuela PDVSA dan oleh keputusan yang membayangi apakah AS akan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.
“Minyak telah terlihat baik untuk mengantisipasi pengumuman dari Trump. Pelaku pasar bersiap untuk yang terburuk,” kata Keith Lerner, chief market strategist di SunTrust Advisory Services, seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, saham Apple bertambah 0,72%, memperpanjang kenaikannya sejak merilis laporan keuangannya pekan lalu dan setelah Berkshire Hathaway mengungkapkan telah menambah kepemilikan sahamnya pada pembuat iPhone tersebut.
Pada Senin (7/5/2018), pemilik Berkshire Hathaway Warren Buffett kepada CNBC mengungkapkan keinginannya untuk memiliki 100% saham itu.
“Buffett mengambil posisi besar di Apple, yang meyakinkan banyak orang,” kata Jack Ablin, Chief Investment Officer di Cresset Wealth Advisors. “Secara psikologis, pelaku pasar pekan lalu masuk dengan sedikit skeptis, tapi saya pikir kita melihatnya melunak pada akhir pekan dan selama akhir pekan.”
Kekhawatiran atas inflasi dan suku bunga, bersama dengan ketegangan geopolitik dan pengenaan tarif, sebelumnya membayangi musim laporan keuangan yang solid.
Hampir 80% dari 417 perusahaan pada S&P 500 yang telah merilis laporannya sejauh ini telah melampaui perkiraan laba, menurut Thomson Reuters I/B/E/S. Angka ini jauh di atas rata-rata jangka panjang sebesar 64% dan rata-rata sebesar 75% selama empat kuartal terakhir.