Saham China Menuju Kenaikan Terbesar Sejak November

---

Acuan saham China bergerak menuju kenaikan mingguan terbesarnya dalam hampir tiga bulan terakhir, dengan sedikit perubahan dihari ini seiring peningkatan pada indeks harga konsumen (CPI), sementara saham disektor keuangan mengalami kemunduran.

Index Shanghai Composite bertambah 0.1% ke level 2,100.07 pada 9:58 pagi waktu lokal. Pekan ini acuan tersebut telah naik 2.7%, yang terbesar sejak lima hari terakhir sejak 22 November lalu seiring dengan data perdagangan negara tersebut yang melebihi estimasi. Data hari ini memperlihatkan bahwa tingkat inflasi China di Januari tetap lemah sementara harga produsen melanjutkan penurunan terpanjang sejak 1990 silam.

Index CSI 300 gain 0.4% ke level 2,288.40, sedangkan index Hang Seng China Enterprises reli 1.1% ke level 9,980.91. selain itu index ChiNext, yang merupakan acuan dari perusahaan berskala kecil naik 0.9% setelah kemarin turun sebesar 3.6%.

Pihak National Bureau of Statistics mengatakan bahwa consumer price index (CPI) naik 2.5% dari setahun sebelumnya, pada laju yang sama dengan Desember. Selain itu producer-price index (PPI) turun 1.6%. Data ekonomi China periode Januari-Februari telah terganggu oleh pergeseran waktu liburan panjang tahun baru Imlek yang dimulai 31 Januari lalu. China kemungkinan juga akan mengumumkan cadangan uang bulan Januari serta data pinjaman baru pada hari ini.

Acuan saham di Shanghai naik 5.6% sejak rekor penurunan rasio price-to-earnings pada 20 Januari yang terpicu oleh peningkatan ekspor. Sementara itu volume perdagangan hari ini berada 54% diatas rata-rata 30-hari. Tahun ini Indeks saham China masih mengalami penurunan sebesar 0.6%. (tito)

Sumber : Bloomberg

Indeks Topix Berbalik Melemah Pada Penutupan Pagi

---

Indeks Topix Jepang melemah, menghapus gain mingguannya, akibat yen yang kembali menguat. Saham properti pimpin penurunan, sementara saham asuransi menguat.

Toyota Motor Corp., turun 1%. Indeks Topix Real Estate merosot 4%. Sumitomo Realty & Development Co. turun 6.5%. Kirin Holdings Co., turun 8.2% pimpin penurunan pada Indeks Nikkei 225 Stock Average. Dai-ichi Life Insurance Co., menguat 3.1%.

Indeks Topix tergelincir 1% ke level 1,188.06 pada penutupan perdagangan sesi pagi di Tokyo, menghapus gain sebesar 0.8%. Pada pekan ini Indeks acuan tersebut berada pada laju penurunan sebesar 0.1%. Pada hari ini Indeks Nikkei 225 melemah 0.7% ke level 14,435.07. Yen menguat 0.1% ke level 102.11 per dollar, setelah sebelumnya melemah sebesar 0.2%.

Cosmo Oil Co. menguat sebesar 3.2% ke level 191 yen setelah SMBC Nikko Securities Inc. menaikkan peringkat saham tersebut. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Laba Bersih Kuartal Empat OCBC Naik 8%

---

Singapura “ Perusahaan Singapura, OCBC Jumat pagi merilis laporan laba bersihnya untuk kuartal keempat yang naik sebesar 8% dari setahun sebelumnya, tergerak oleh pertumbuhan kuat pada kegiatan operasionalnya yang berada di Malaysia dan sektor perbankan di Indonesia.

Laba bersih untuk tiga bulan yang berakhir 31 Desember naik S$715 juta (US$565 Juta) dibandingkan tahun sebelumnya yang naik sebesar S$663 juta, sementara laba setahun penuh mengalami penurunan, berdasarkan pernyataan dari pihak bank dengan perolehan asset kedua terbesar di Singapura tersebut.

Pihak bank mengatakan bahwa laba kuartal dari anak usahanya di Malaysia tumbuh 37% yang ditunjuang oleh pergerakan mata uang lokal, sementara laba dari anak usahanya di Indonesia tumbuh sebesar 17%.
Bank kreditur tersebut mengatakan bahwa laba bunga bersih kuartal keempat naik 12% ke S$1.03 milyar, sementara pendapatan non bunga turun hingga 10% ke S$679 juta dari S$757 juta, sehubungan dengan laba perdagangan bersih yang lebih rendah serta laba dari sektor asuransi jiwa.

Biaya operasional untuk kuartal tersebut turun 1% lebih rendah di S$713 juta, sementara pengeluaran bersih tidak mengalami perubahan di S$68 juta.

Untuk 2013, laba bersih turun 31% sebesar S$2.77 milyar dari S$3.99 milyar pada 2012 lalu. (tito)

Sumber : MarketWatch

Laba Bersih Grup DBS Naik Hampir 6%

---

Jumat pagi DBS Group Holdings Ltd., Singapura merilis laba bersih kuartal keempat yang naik hampir 6% karena terbantu oleh pertumbuhan kredit serta fee yang diterima oleh pihak manajemen perbendaharaan dan juga divisi lainnya.

Dalam pernyataannya kepada pihak Singapore Exchange, laba bersih untuk tiga bulan yang berakhir 31 Desember sebesra S$802 juta (US$634 Juta), naik dari S$760 juta setahun sebelumnya.

Bank dengan perolehan asset terbesar di Asia tenggara tersebut mengatakan bahwa performa selama setahun penuh sebagian diimbangi oleh tunjangan umum dan spesifik yang lebih tinggi, sementara pendapatan non bunga terdorong oleh kontribusi dari segmen penerimaan fee seperti.

Laba bersih setahun penuh catat rekor kenaikan  sebesar S$3.5 milyar, terkecuali satu kali gain S$221 juta yang berhubungan dengan penjualan sebagian dari sahamnya pada bank di kepulauan Filipina.

November silam DBS telah menjual sisa sahamnya sebesar 9.9% kepada sovereign-wealth fund GIC Private Ltd. di Singapura dan juga  Ayala Corp. untuk dana sebesar $680 juta di Filipina.

Sementara dalam hasil akhir pernyataannya, DBS mengatakan bahwa pendapatan biayanya naik 18% ke S$439 juta untuk kuartal tersebut. Pendapatan bunga kotor naik 5% ke S$697 juta.

Selama setahun penuh kredit mengalami pertumbuhan sebesar 18% ke S$249 milyar, namun bunga bersih menandao penurunan sebesar 1.62%. (tito)

Sumber : MarketWatch

Saham Teknologi Dorong Kenaikan Bursa HK

---

Saham-saham Hong Kong naik, mencatat gain mingguan pertamanya dalam sebulan terakhir, akibat menguatnya saham teknologi.

Indeks Hang Seng catat gain 1% ke level 22,378.06 pukul 9:32 pagi waktu Hong Kong, dengan 2 dari 50 saham mengalami penguatan yang mencatat gain 3.4% pada pekan ini.

Indeks Hang Seng China Enterprises menguat 1% ke level 22,384.79.

Pekan lalu, Indeks acuan Hong Kong mengalami koreksi, tergelincir setidaknya sebesar 10% dari tertingginya pada Desember tahun lalu, akibat indeks manufaktur  China pada Januari lalu mengalami penurunan. Kemarin, Indeks acuan HK turun 8.7% sejak awal tahun. (bgs)

Sumber : Bloomberg