PT Kontak Perkasa Balikpapan - Harga minyak mentah Amerika Serikat menguat ke level tertinggi dalam dua pekan terakhir pada perdagangan Selasa (20/2/2018) di tengah tanda-tanda meningkatnya permintaan dunia atas minyak mentah AS.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret, yang berakhir pada penutupan Selasa, menguat 0,4% atau 0,22 poin ke level US$ 61,90 per barel di New York Mercantile Exchange. Kontrak April yang lebih aktif diperdagangkan di US$61,79.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman April turun 0,42 poin ke level US$65,25 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak patokan global ini diperdagangkan lebih mahal US$3,46 dibandingkan WTI kontrak April.
Dilansir Bloomberg, ekspor minyak mentah Amerika meningkat dalam empat dari lima minggu terakhir, menarik persediaan dari pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, ke terminal pengiriman pesisir.
"Orang-orang melihat pasar yang menuju ke titik keseimbangan antara AS dan pasar eksternal mereka," kata Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research, seperti dikutip Bloomberg.
Minyak mentah bertahan di atas level US$60 per barel di New York setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan mitranya telah berhasil mengurangi sebagian besar pasokan yang memicu keruntuhan pasar yang paling buruk dalam beberapa dasawarsa tersakhir. Di sisi lain, penjelajah Amerika telah mengirim lebih banyak minyak mentah ke luar negeri.
Perbedaan harga WTI dan Brent minggu lalu menyusut ke level paling rendah dalam enam bulan terakhir karena persediaan penyimpanan utama Cushing menyusut. Persediaan di Cushing diperkirakan turun sebesar 2,5 juta barel pekan lalu, menurut estimasi Bloomberg.