Rebound
saham AS menghilang di akhir sesi terkait saham energi turun bersama
harga minyak, tembakau yang melakukan reli sebelumnya dalam indeks acuan
dipimpin oleh perusahaan-perusahaan industri, perusahaan penerbangan
dan bank.
Indeks
Standard & Poor 500 mengakhiri sesi ini naik kurang dari 0,2 persen
ke level 1,877.74 pukul 04.00 sore di New York pasca sebelumnya naik
sebesar 1,3 persen. Indeks tersebut turun sebesar 6,6 persen dari level
tertinggi pada 18 September lalu dan kemarin ditutup setelah melakukan
tiga hari retret terburuk sejak 2011 lalu. Dow Jones Industrial Average
turun 5,75 poin, atau kurang dari 0,1 persen, ke level 16,315.32 hari
ini, menghapus gain sebelumnya 143 poin.
Saham
energi di S&P 500 turun sebesar 1,2 persen karena sebuah kelompok
saham memperpanjang penurunan mereka dari level tertinggi lebih dari 20
persen sejak Juni lalu. Minyak mentah West Texas Intermediate turun
sebesar 4,5 persen ke level $ 81,91 per barel, merupakan harga terendah
dalam lebih dari dua tahun terakhir, pasca Badan Energi Internasional
mengatakan permintaan akan meningkat tahun ini di laju paling lambat
sejak 2009 lalu. Sementara minyak mentah Brent turun ke level terendah
sejak 2010 lalu.
Beberapa
saham perusahaan dari 53 saham di S&P 500 dijadwalkan untuk merilis
laba pekan ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Laba
untuk anggota indeks kemungkinan naik sebesar 4,8 persen pada kuartal
ketiga dan penjualan naik sebesar 4,2 persen, menurut prediksi analis.
Data
dari Eropa hari ini menunjukkan harga konsumen di Swedia dan Spanyol
menurun, sementara inflasi Inggris melambat ke level terendah dalam lima
tahun terakhir, dan tingkat kepercayaan investor Jerman turun untuk
bulan ke-10. Pemerintah Jerman memangkas proyeksi perekonomiannya untuk
tahun ini dan untuk tahun 2015 nanti.
Ekuitas
AS turun hampir $ 744 miliar sejak 8 Oktober kemarin di tengah
kekhawatiran bahwa pertumbuhan perekonomian global yang melambat bisa
berdampak pada pemulihan perekonomian AS karena Federal Reserve tau
kapan harus menaikkan suku bunga. Sementara aksi jual kemarin dipercepat
karena saham maskapai penerbangan turun di tengah kekhawatiran Ebola
dan saham energi turun pasca minyak mentah Brent turun ke level terendah
dalam hampir empat tahun terakhir.
Indeks
S&P 500 ditutup di bawah RSI 200-hari untuk pertama kalinya dalam
dua tahun terakhir kemarin dan turun ke level terendah sejak Mei lalu.
(vck)
Sumber: Bloomberg
0 komentar :
Post a Comment