Minyak mentah West
Texas Intermediate (WTI) diperdagangan mendekati harga terendah dalam
hampir tiga minggu sebelum rilis data cadangan minyak yang mungkin
mengindikasikan banyaknya permintaan bahan bakar di AS, konsumen minyak
terbesar di dunia.
Kontrak berjangka
sedikit berubah di New York setelah tergelincir sebesar 3 sen kemarin.
Persediaan minyak mentah AS kemungkinan turun pekan lalu saat pasokan
bensin meningkat, menurut survei Bloomberg News sebelum data tersebut
dirilis hari ini oleh Administrasi Informasi Energi Amerika (EIA).
Pertempuran di Irak belum menyebar ke selatan, tempat dari tiga-perempat
produksi minyak Negara itu.
"Pasar tidak sabar
menunggu data EIA," Mark Pervan, kepala riset komoditas pada Australia
& New Zealand Banking Group di Melbourne, mengatakan dalam sebuah
catatan hari ini. " Khusus konsumsi bensin dan persediaan, yang pada
laporan terakhir menunjukkan penurunan konsumsi meski memasuki masa
puncak permintaan. Pasar terus mengabaikan risiko geopolitik di Timur
Tengah. "
WTI untuk pengiriman
Agustus berada di $ 105,35 per barel pada perdagangan elektronik di New
York Mercantile Exchange, naik 1 sen pukul 9:23 pagi waktu Sydney.
Kontrak tersebut merosot ke $ 105,34 kemarin, penutupan terendah sejak
11 Juni. Semua volume berjangka yang diperdagangkan adalah sekitar 75
persen di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah meningkat sekitar 7
persen sejauh tahun ini.
Brent untuk pengiriman
Agustus turun 7 sen menjadi $ 112,29 per barel di bursa ICE Futures
Europe yang berbasis di London kemarin. Minyak mentah Eropa mengakhiri
sesi kemarin dengan premi sebesar $ 6,95 dibandingkan WTI.
Persediaan minyak
mentah AS kemungkinan mengalami penurunan sebesar 2,4 juta barel pekan
lalu, sementara bensin naik 550 ribu barel, menurut estimasi median dari
10 analis yang disurvei oleh Bloomberg. Data kemarin dari American
Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, menunjukkan persediaan
turun yang 875 ribu barel. (vck)
Sumber: Bloomberg
0 komentar :
Post a Comment