Minyak mentah WTI (West Texas
Intermediate) menuju penurunan mingguan terlama dalam hampir 3 dekade
terakhir ditengah spekulasi bahwa OPEC akan menahan diri dari
pengurangan produksi guna meredam kekhawatiran bahwa pasokan melebihi
dari permintaan.
Kontrak berjangka stagnan di New York,
menuju penurunan mingguan ke-7, penurunan terlama secara berturut-turut
sejak Maret 1986 lalu. Penurunan harga mencerminkan munculnya
kesepakatan bahwa OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)
akan mempertahankan output, hal itu menurut Goldman Sachs Group Inc.
Pasokan minyak di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk WTI, naik ke
level tertingginya sejak Mei lalu, menurut rilis data dari pemerintah.
Minyak telah menghadapi situasi pasar
yang bearish setelah anggota-anggota pemimpin OPEC menentang pengajuan
untuk memangkas produksi dan menurunkan beberapa harga ekspor saat
output minyak AS telah naik ke level tertingginya dalam lebih dari 3
dekade terakhir. Venezuela, Libya dan Ecuador telah meminta sebuah
tindakan guna mencegah minyak mentah dari penurunan berlanjut. OPEC
dijadwalkan akan mengadakan pertemuan pada 27 November mendatang di
Vienna.
WTI untuk pengiriman Desember berada
pada level $74.34 per barel pada perdagangan elektronik di New York
Mercantile Exchange, naik 13 sen pukul 10:46 pagi waktu Sydney. Kemarin
kontrak tersebut turun $2.97 ke level $74.21, level penutupan terendah
sejak September 2010 silam. Volume semua kontrak berjangka
diperdagangkan sebesar 47% diatas 100 hari rata-rata. Pekan ini harga
telah menurun 5.5% dan telah merosot sebesar 25% sepanjang tahun 2014
ini.
Brent untuk penyelesaian Desember
berakhir kemarin setelah sempat turun $2.46 atau 3.1% ke level $77.92
per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Kontrak yang telah aktif
Januari lalu turun $3.63 ke level $77.49. Acuan minyak mentah Eropa
tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $3.71 dibanding WTI. (bgs)
Sumber : Bloomberg
0 komentar :
Post a Comment