Dolar menguat di $ 1,18 per euro untuk hari kedua terkait spekulasi bahwa data payrolls AS yang dirilis hari ini akan mendorong Federal Reserve untuk kenaikan suku bunga dalam tahun ini.
Mata uang tunggal tersebut siap untuk
penurunan mingguan keempat, beruntun terpanjang sejak September.
Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi mengatakan langkah-langkah
stimulus dapat mencakup pembelian obligasi tak terbatas dan kekhawatiran
berlanjut bahwa kemenangan bagi oposisi Yunani dalam pemilu bulan ini
bisa memimpin negeri ini untuk keluar dari mata uang euro. Yen melemah
untuk hari ketiga setelah saham global menguat, mengurangi permintaan
untuk aset haven.
Dolar berada di level $ 1,1792 per euro
pada pukul 9:18 pagi di Tokyo setelah menyentuh $ 1,1754 kemarin, level
terkuat sejak Desember 2005. Dolar terapresiasi 0,1% menjadi 119,80 yen.
Euro sedikit berubah di level 141,27 yen.
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang
melacak mata uang AS terhadap 10 mata uang utama, naik 0,2% kemarin
menjadi 1,147.54, penutupan tertinggi sejak 2004.
Pound berada di dekat level terendah lebih dari satu tahun setelah pembuat kebijakan Bank of England
mempertahankan suku bunga acuan pada rekor rendah 0,5% kemarin, sejalan
dengan perkiraan semua 42 ekonom dalam survei Bloomberg.
Sterling berada di $ 1,5085 setelah menyentuh $ 1,5035 kemarin, level terendah sejak Juli 2013.(frk)
Sumber : Bloomberg
0 komentar :
Post a Comment