Chief global market strategist Invesco Kristina Hooper memprediksi penurunan kinerja pasar bisa terjadi beberapa kali dalam 10 bulan ke depan.
“Saya perkirakan pergolakan akan berlanjut. Sentimen negatif yang ada di pasar saat ini tidak terlihat seperti mereda. Kita bisa melihat kondisi bergejolak ini berlanjut selama berhari-hari bahkan mungkin berpekan-pekan,” ujar Hooper, seperti dikutip CNBC.
Sentimen pasar berubah secara meluas pada 2 Februari, setelah pemerintah AS Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah pekerjaan tumbuh lebih besar dari yang diperkirakan pada Januari, dengan kenaikan terbesar untuk upah dalam lebih dari 8,5 tahun.
Gambaran pekerja yang mendorong kenaikan gaji tersebut memicu ekspektasi bahwa inflasi sedang meningkat, sekaligus memacu bank sentral AS The Federal Reserve untuk mengambil pendekatan yang lebih agresif dalam hal penaikan tingkat suku bunga tahun ini.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun pun melonjak menjadi 2,85%, tertinggi sejak Januari 2014. Hal ini dapat membuat imbal hasil obligasi terlihat lebih menarik dibandingkan saham.
“Itu benar-benar membuka kotak Pandora terkait kekhawatiran lain. Kami melihat melalui prisma yang sangat berbeda pada data yang sama, peristiwa pasar yang sama dan mengekstrapolasi sesuatu yang jauh lebih negatif,” lanjut Hooper.
Dia juga mengamati keresahan seputar konsekuensi yang berpotensi merugikan dari dampak reformasi pajak dan anggaran baru di AS. Untuk membayarnya, pemerintah bisa mengeluarkan lebih banyak utang di tahun berikutnya.
“Menurut saya itu yang benar-benar mencengkeram kekhawatiran pasar saat ini,” katanya.
Terlepas dari prediksinya yang kurang optimistis, Hooper masih yakin kinerja saham bisa mengakhiri tahun ini sekitar 10% lebih tinggi. Tapi akan perjalanan untuk mencapainya akan naik turun.
“Investor harus bersiap menghadapi lebih banyak volatilitas,” kata Hooper.
BACA JUGA : Produksi TBS Kelapa Sawit di SSMS Bakal Naik 15%
0 komentar :
Post a Comment